seperti puisi diam dalam makna....//Â
Eri Syofratmin dalam puisinya Air mata jiwa
//...: Yang bersetubuh dalam jasad,
Bimbing Nurku. Siram, bersihkan
Bersama air suci dan zikir-zikir hening
Sampai air mata jiwaku mengalir,
Dari bilik-bilik lembah mata jiwaku.Â
Ya Nur Muhammad.....//
Faisal ER dalam puisinya Sebuah Catatan RamadhanÂ
//...Namun tangismu terdengar nyaring
Menunggu lailatul qodhar yang nyaris
Mulutmu yang gagap dan tanganmu yang lemah
Tak kuasa menggapai meskipun melambai
Doamu membakar sunyi yang sepi
Sujudmu kesenyapan yang sendiri//Â
Osratus dalam puinya " Protes tentang Sepasang Sandal Jepit"Â Â
//...."mungkin, daripada hidup diselimuti kepurapuraan makanya mereka pulih bercerai. mungkin juga, ada sandal ketiga yang iseng. bisa jadi, aku dan dirimu penyebabnya. tapi bukankah menganggap pasti yang belum pasti, sama saja dengan bohongi diri sendiri? ...//Â
Muhammad Affip" Dongeng Batu Puasa"Â Â
//...Ketika ada orang gundah mencari arah lalu
daun berisik dan gugur bersama angin, batu dingin
menanti hujan menunggu matahari menyapa kembali.
--seorang bocah menangis kepalanya berdarah
O dari manakah kerikil yang buta arah?//.Â
Najibul Mahbub dalam puisinya Lautan berikut cuplikannya Â
//Ketika Camar mencari peraduanÂ
Diantara karang-karang terjalÂ