Mohon tunggu...
Rg Bagus Warsono
Rg Bagus Warsono Mohon Tunggu... Editor - Sastrawan

Rg.(Ronggo) Bagus Warsono lebih dikenal dengan Agus Warsono, SPd.MSi,dikenal sebagai sastrawan dan pelukis Indonesia. Lahir Tegal 29 Agustus 1965.Tinggal di Indramayu.Mengunjungi SDN Sindang II, SMP III Indramayu, SPGN Indramayu, (S1) STIA Jakarta , (S2) STIA Jakata. Tulisannya tersebar di berbagai media regional dan nasional. Redaktur Ayokesekolah.com.Pengalaman penulisan pernah menjadi wartawan Mingguan Pelajar, Gentra Pramuka, Rakyat Post, dan koresponden di beberapa media pendidikan nasional. Mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) Indonesia. Tinggal di Indramayu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membawa Puisi Menjadi Hidup

24 Agustus 2016   05:00 Diperbarui: 24 Agustus 2016   07:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahapan yang paling tidak disukai sekaligus diharapkan penulis adalah kritik orang lain. Selama ini tabu rasanya memberi kritik pada puisi seseorang apalagi dalam segi tata bahasa. padahal kesalahan dapat dijadikan promosi di masa modern ini. Contohnya celana blu jean ada yang bagian lututnya sengaja disobek-sobek bahkan bolong, ada juga blu jean yang utuh malah dipotong, celana itu tetap di pakai dan katanya malah menambah keren bagi pemakainya. Lalu ada juga baju tambalan, kini malah tambah ngetrend, baju batik tambalan, baju batik dengan perpaduan kain polos warna-warni yang membuat batik pada baju itu semakin menyala.

Keberanian menoreh kata yang jarang disentuh orang sangat perlu agar menjadi yang pertama dan utama. Doeloe pada masa pujangga sampai angkatan '66 penyair kita piawai menggunakan bahasa nusantara indah seperti 'bak (seperti) , 'nan (yang), 'duhai , 'adinda, 'laksana , dsb. Penyair modern kadang merindukan masa lalu, sedangkan bahasa terus berkembang, khasanah bahasa Indonesia semakin menebalkan kamus bahasa. Sangat penting artinya untuk mengikuti perkembangan puisi kita. Karena itu kritikus tidak harus melihat segi isi pesan muatan puisi, tetapi bagaimana penyair membawa puisi menjadi hidup.

Tentu ini akan banyak dibantah, manakala justru sekarang puisi yang enak didengar (ketika pembacaan puisi) adalah puisi -puisi dengan bahasa yang dapat dicerna pendengar dengan mudah, contohnya dalam puisi-puisi yang dibacakan di roadshow PMK justru puisi yang cepat dipahami pemirsa yang mendapat apresiasi tinggi. (rg bagus warsono)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun