Penyair itu Tukang Potret Keliling
1.Penyair itu idola keturunannya.
Berbahagialah Anda sebagai penyair.Bagaimana jika menulis antologi? Jawabnya adalah sama. Suatu ketika apa pun antologi itu 'bobot dan timbangannya serta termashur atau tidak termashur akan dicari oleh keluarga kita. Dan keturunan kita akan merasa bangga mempunyai kakek / nenek yang mewarisi 'keindahan budi.
2.Penyair itu Suami istri dengan Karyanya.
 Penulis dan karyanya seperti dua kutub besi berani yang slalu perpasangan. Jika sudah seperti magnet, dengan cepat menemukan nama penulisnya ketika sebut sebuah judul.
3. Penulis itu Mentri Sekretaris Negara
Kalian tak akan tahu Singosari, Daha atau Kediri, kerajaan masa lalu, tetapi ada empu pujangga menulis tentang masa lalu. Negara silih berganti tetapi nama negara termashur hingga sekarang karena ada Mentri Negara yang hebat sepertimu wahai pujangga.
4. Penyair itu Juru Masak.
Jejak langkah adalah sejarah, tahapan proses yang lumrah dan umum, pertama bahan baku utama, bahan baku perasa, bahan baku penyedap, dan adonan seimbang, kemudian dimasak dan dimakan.
5. Penulis itu Hakim Mahkamah Agung.
Masyarakat sekarang tahunya Ken Dedes , Tri Buana Tunggal Dewi, Dyah Pitaloka itu cantik padahal tahu juga tidak orangnya. Itu karena ada Hakim Mahkamah Agung yang memvonis mereka itu cantik. Ialah pujangga keraton sepertimu duhai penyair.
Â
6. Penulis itu Tukang Martabak
Satu adonan saja diwolak walik. Dalam berbagai puisi penyair menulis : sepi itu sunyi, sepi itu sendiri, sepi itu senyap, sepi itu gelap, sepi itu menggerigisi, sepi itu syetan, sepi itu melayang dsb.
7. Penyair itu Tukang Potret Keliling.
Melihat gadis desa montok dibuat puisi, melihat nenek-nenek dibuat puisi melihat gedung tua tak berpenghuni dibuat puisi, melihat gubuk kecil dibuat puisi, melihat gunung dibuat puisi, melihat batu dibuat puisi, Melihat burung dibuat puisi, melihat macan dibuat puisi, melihat koruptor dibuat puisi,melihat guru dibuat puisi,Melihat Jembatan dibuat puisi, Terakhir melihat duit dibuat puisi juga.
8. Penyair itu Penggembala ( 'Cah Angon )
Cari daun pakan untuk kambingnya, cari rumput hijau juga untuk kambingnya, cari lapangan untuk kambingnya , lembah hijau untuk kambingnya, Seperti puisi untuk dibaca orang lain.
9. Penyair itu Profesor.
Jadi tidak usah kuliah lagi, mereka tahu segalanya. Ga pernah ke kutub juga tahu kutub selatan dan dibuat puisi, Ga pernah melihat menara Efiel juga bisa dibuat puisi, Ga pernah ke padang pasir bisa buat puisi tentang panasnya gurun. Apalagi masih Indonesia , Ga pernah ke DPR juga dibuat puisi tentang DPR gampang.
10. Penyair itu Komponis
Mungkin Anda pernah baca Wiro Sableng pedekar 212 oleh Bastian Tito, atau Asmara Berdarah oleh Kho Ping Hoo, atau Api Dibukit Menoreh oleh SH Mitardja. Pembaca saat itu tak perlu tahu wajah pengarangnya karena memang pada saat itu tampang tak perlu. Tetapi karya karya itu betul-betul melekat dengan namanya. Seperti komponis mencipta lagu, kadang tak terpikirkan seperti apa wajah C Prawit, C Simanjuntak, Sudarnoto, H. Mutahar, Daljono, L Malik dll padahal ia pencinta lagu nasional yang setiap hari Senin upacara atau hari besar nasional dinyanyikan.Jadi yang melekat dengan karya itu bukan orangnya tapi namanya.
Â
Rg bagus warsono, penyair tinggal di Idramayu 22-2-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H