Tidak hanya itu, arsitektur Masjid Al Falah yang megah dan modern mencerminkan semangat pembaruan dalam Islam tanpa melupakan nilai-nilai tradisional.Â
Salah satu yang paling saya kagumi adalah desain ruang tengahnya yang begitu luas dan terbuka, tanpa adanya satu pun pilar penyangga di tengahnya.Â
Hal ini tidak hanya memberikan kesan lega dan lapang bagi para jamaah, tetapi juga menunjukkan kemahiran para arsitek dalam memadukan seni dan teknologi konstruksi modern.
Ketiadaan pilar di ruang tengah ini tidak hanya menciptakan suasana yang nyaman bagi jamaah, tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi berbagai kegiatan lain, seperti kajian keagamaan, acara besar, dan bahkan kegiatan sosial. Keberhasilan desain ini menjadi simbol bagaimana Islam mampu mengintegrasikan nilai spiritual dengan inovasi teknologi yang progresif.
Kombinasi antara kaca-kaca besar yang memaksimalkan cahaya alami dan ventilasi yang dirancang dengan baik menambah kenyamanan dan kesakralan suasana di dalam masjid. Semua elemen ini berpadu harmonis, menciptakan suasana yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh khidmat.
Keunggulan arsitektur Masjid Al Falah ini mencerminkan filosofi Islam yang mengedepankan keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara modernitas dan tradisi.Â
Masjid ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah tempat ibadah dapat menjadi ruang yang ramah, fungsional, sekaligus memancarkan nilai-nilai luhur Islam.Â
Bagi saya, keunikan ruang tanpa pilar ini juga menjadi pengingat bahwa Islam selalu memiliki cara untuk menyatukan umat dalam keindahan, kesederhanaan, dan kedamaian.
Menjelajahi Masjid Al Falah, saya merasakan kedamaian yang tak ternilai. Seolah-olah masjid ini membawa saya lebih dekat kepada Allah SWT. Juga memberikan ruang untuk merefleksikan diri dalam kesibukan dunia. Setiap sudut masjid terasa memancarkan ketenangan, mulai dari aroma yang khas dalam masjid hingga gemericik air dari tempat wudu yang sejuk dan bersih.
Tak hanya itu, suasana hening yang tercipta di dalam ruang salat, meski berada di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya, menjadi pengingat bahwa kedekatan dengan Sang Pencipta dapat diraih di mana pun, bahkan di tengah keramaian sekalipun.
Saat duduk di ruang utama, saya merasa seakan terbebas dari segala beban. Langit-langit yang tinggi membawa pandangan saya ke atas, mengingatkan saya akan keagungan Allah dan luasnya rahmat-Nya. Juga ruang untuk menemukan kembali kedamaian hati, menguatkan iman, dan memperbarui semangat hidup.