Keempat, Risma dan Khofifah merupakan sosok pemimpin perempuan yang populis dengan style yang berbeda.
Dalam berkomunikasi, Risma dikenal tanpa blak-blakan. Bicaranya tanpa tedeng aling-aling. Kesan keluguannya acap kali muncul hingga banyak dijadikan meme dan mewarnai jagat media sosial kita. Â
Bahkan tindakan Risma di lapangan juga kerap membuat publik terperangah. Risma orangnya spontan. Dia bisa seketika marah jika bila ada ketidakberesan dan ketimpangan.
Mungkin publik belum lupa, Risma pernah ngamuk di Mal Pelayanan Publik Siola lantaran pengurusan KTP yang berbelit-belit hingga membuat antrean panjang dan merugikan warga Kota Pahlawan.
Juga dengan perusahaan yang menggelar event bagi-bagi es krim gratis hingga berdampak berat terhadap rusaknya taman-taman di Surabaya.
Sementara Khofifah, terlihat mampu mentransformasikan diri dari pemimpin organisasi massa perempuan menjadi seorang teknokrat.
Dalam memberikan informasi, baik di pidato maupun keterangan pers, Khofifah cukup lancar menjelaskan angka-angka statistik yang sulit. Dia bisa menjelaskan lumayan detail apa yang terjadi di balik angka-angka itu.
Dalam setiap ceramahnya, Khofifah selalu menyelipkan data. Mulai data pendidikan, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, infrasruktur, angka pertumbuhan penduduk, kemiskinan, dan lainnya.
Sekarang, bola ada di partai politik. Ini seiring dengan makin dekatnya hari "H" pendaftaran capres-cawapres peserta Pemilu 2024 yang sudah ditetapkan KPU pada 19 Oktober 2023. Â
Partai politik yang mengusung pasangan capres-cawapres harus berpikir keras dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Menghitung dan memainkan strategi yang jitu sebelum penetapan pasangan capres-cawapres adalah pilihan mutlak yang harus dilakukan.