Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Rizky Ridho, Rusdy Bahalwan, dan Moralitas Sepak Bola

21 Mei 2023   23:13 Diperbarui: 23 Mei 2023   07:30 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Ridho Ramadhani usai lawan Thailand. foto: Instagram @ rizkyridhoramadhan

Bagi Rusdy, moral itu penting. Dan lagi, Rusdy memecat pemain itu justru ingin menyelamatkan dia. Kalau sampai dia tak dipecat karena ketahuan menyimpang, kariernya akan habis.

Ketika menangani Persebaya, Mitra Surabaya dan Assyabaab Salim Group (ASGS), Rusdy melihat dan menilai dasar pemahaman pemain terhadap agama, khususnya Islam. Itu dianggap sangat penting. Dia yakin, pemain yang kadar imannya kuat, tak mudah goyah semisal diiming-imingi suap.

Di mata Rusdy, kunci sukses membina pemain harus menerapkan tiga hal, yakni menjauhi tangan-tangan kotor, mentalnya baik, dan istikamah.

Selain itu, dalam bertanding Rusdy selalu menanamkan prinsip tak mudah menyerah. Biar waktu sedetik pun tersisa, peluang itu masih terbuka.

"Kalau ingin maju, berusahalah semaksimal mungkin mengikuti instruksi pelatih. Jangan pernah berpikir untuk kalah dalam pertandingan, walaupun lawan yang dihadapi mempunyai kemampuan lebih baik," begitu saran Rusdy.

Gaya kepemimpinan Rusdy memang sangat profetik, yang mencitrakan moral kenabian. Berdakwah dengan lebih mengedepankan etos dan kepedulian terhadap kemanusiaan. Bukan semata-mata mementingkan materialisme dan keglamoran dunia selebritis sepak bola.

Sepak bola profetik adalah yang mencerminkan wajah humanis yang diwujudkan lewat pembaruan sosial dan budaya yang santun dan menjadi setiap tingkah laku sebagai ibadah. Dalam ranah profetik, antara yang benar dan salah terdapat garis tegas, bukan abu-abu.

Rizky Ridho dan Rusdy Bahalwan memang beda generasi. Tapi soal moralitas dan ketaatan, mereka punya komitmen sama. Menginsyafi ketundukan dan kelemahan manusia, serta menjauhi kepongahan. Karena tak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun