Pada 14 Agustus 2005, waktu itu masih bernama Musholla Bahagia, diwakafkan Hasan Abdan kepada Pimpinan Cabang Aisyiyah Genteng Bagian Dikdasmen.
Dalam prasasti yang hinga kini masih ada di Masjid Bahagia, serah terima wakaf itu ditandatangani oleh H. Hasan Abdan selalu Muwafiq dan Hj. Siti M. Mighfar, S.Ag selaku Nadzir. Â
Selama menjadi binaan Muhammadiyah, aktivitas di Masjid Bahagia semakin padat. Masjid itu sering dipakai rapat dan pertemuan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Peneleh.
Kegiatan organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, maupun Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) juga sering diadakan di Masjid Bahagia.
Meski tidak sebesar masjid-masjid Muhammadiyah yang lain, keberadaan Masjid Bahagia ini sangat efektif dalam menjalankan fungsi syiar dan dakwah.
Masjid Bahagia selalu terbuka untuk semua umat Islam yang mau melaksanakan ibadah. Barangkali selaras dengan namanya, jika siapa pun mau memakmurkan masjid, dia akan menemukan kebahagiaan.
Seperti pesan dalam suatu riwayat dari Jabir bin 'Abdillah r.a., Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga." (HR. Ibnu Majah).(Â agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H