"Kalau berpikir untung rugi, kami bisa saja menjual rumah ini. Harganya bisa miliaran. Tapi saya tidak berpikir begitu. Saya memilih merawat rumah ini, meski harus menguarkan cost yan tidak sedikit," ujar Robert.
Ada satu cerita menarik sebelum Robert dan Mega menikah. Suatun ketika, Robert pernah mengajak Mega datang ke Rumah Abu Han.Â
"Saat itu, saya tanya, siapa dia merawat rumah ini? Dia (Robert) bilang kalau dia sendiri yang mengerjakan. Saya lalu bilang mau membantu merawat dan diperbolehkan," ucap Mega. Â
Rupanya, pernyataan Mega tersebut membuat Robert terkesima. Hingga menikah, mereka dan juga kedua anaknya masih telaten dan konsisten merawat Rumah Abu Han yang luasnya 1.600 meter persegi tersebut. Â
***
Upaya Robert Han mempertahankan Rumah Abu Han tak sia-sia. Tahun pada 8 Januari 2013, Pemerintah Kota Surabaya menetapkan rumah itu sebagai bangunan cagar budaya.
"Bu Risma (Tri Rismaharini) yang saat itu masih wali kota Surabaya datang ke sini. Dia senang lihat rumah ini. Bahkan dia mengusulkan dibuka kafe di belakang. Biar masyarakat bisa nongkrong, ngopi, sekaligus menikmati jejak sejarah Rumah Abu Han," tutur Robert.
Risma, imbuh Robert, sebelumnya sempat bertanya banyak hal tentang keunikan Rumah Abu Han. Terlebih perempuan pertama yang menjadi wali kota Surabaya itu, memang belatar pendidikan arsitek. Di mana di Rumah Han dilengkapi ornamen khas dari Eropa, Tiongkok, dan Jawa.
Di sela kami mengobrol, tiba-tiba ada serombongan anak muda datang. Mereka dari Komunitas Old Surabaya Hunter. Robert dan Hubert meminta izin menemui mereka.
Tak lama Robert kembali. Dia meminta Nanang Purwono menemani sekaligus mewakili keluarga, menjelaskan sejarah Marga Han. Berikut seisi bangunan Rumah Abu Han.