Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahas Wisata Peneleh, "Rapat Dinas" Pindah di Lodji Besar

6 Januari 2023   16:27 Diperbarui: 6 Januari 2023   16:38 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuncarsono Prasetyo menjelaskan soal konsep wisata Peneleh Heritage. foto: achmad zaki

"Saya sempat menghubungi salah satu kepala dinas di pemkot untuk melayangkan protes. Namun ya tidak direspons sampai proyek ini selesai," timpal dia geram.

Kini, agenda revitalisasi itu bakal dimulai kembali. Dimulai dari kerja bakti lagi di Makam Belanda Peneleh. Hanya saja sekarang tim Begandring sudah menyodorkan revitalisasinya.

Sampai sekarang saya belum melihat kesuksesan Pemerintah Kota Surabaya mampu menghidupkan kawasan-kawasan bersejarah menjadi ikon kota yang membanggakan.

Jika menyebutkan Tunjungan, saya melihat justru peran masyarakat yang lebih besar dalam menghidupkan kawasan itu. Tunjungan Romansa yang dilaunching Pemerintah Kota Surabaya jauh setelah adanya para pelaku bisnis food and beveregas (F&B) di sana.

Para pelaku bisnis F&B menyewa toko-toko di Tunjungan yang sudah lama tidak beroperasi. Mereka kemudian menyulap toko-toko itu menjadi kafe dengan desain yang atraktif. Lamat tapi pasti, Tunjungan kemudian menjamur bisnis serupa dengan berbagai kemasan yang ciamik.

Kekhawatiran ini juga bisa berkaca dari Kya-Kya Kembang Jepun. Setelah tiga bulan beroperasi, destinasi kuliner itu tidak kelewat diminati masyarakat. Malah kecenderungannya makin layu. Beberapa pelaku usaha sudah tutup.

Peneleh bisa dibilang menjadi ujian selanjutnya. Mampukah Pemerintah Kota Surabaya menyulap kawasan tua ini menjadi ikon wisata heritage? Kita lihat saja nanti. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun