Dua pejabat lain kurang saya kenal, usianya di bawah saya. Mereka adalah M. Aris Hilmi (Camat Genteng) dan Skundario Kristianindraputra (Lurah Peneleh).
Satu lagi dari kalangan akademisi. Namanya Prof. Purnawan Basundoro, dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair. Sekarang menjabat ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur.
Diskusi berlangsung gayeng. Dari slide-slide yang ditampilkan tim Begandring, tergambar bukti-bukti otentik dari masa ke masa.F oto, data, dan narasi tentang kawasan Peneleh. Mereka mendorong betapa sangat penting menjaga dan merawat kawasan ini.
Juga konsep Pengembangan Kawasan berbasis komunitas. Di mana, perlu adanya pelibatan partisipasi masyarakat dalam menjalankan konsep pengembangan Peneleh.
Potensi Peneleh menjadi tempat wisata sangat besar. Begandring sudah menangkap peluang itu, salah satunya melalui program Subtrack yang penjualan kuotanya selalu sold out.
Paparan kedua konsep pengembangan wisata kawasan Peneleh yang disampaikan tim Begandring memang saling melengkapi. Yakni, dari aspek fisik dan nonfisik. Hingga mendapat apreasiasi positif dari Irvan Widyanto.
 "Saya kaget datang ke sini, wong kapan hari ngobrol-ngobrol soal pengembangan kawasan Peneleh, eh sekarang ini sudah jadi konsepnya. Kalau saya bilang ini sudah bentuk kajian, tinggal diimplementasikan. Salut untuk Begandring," ucap Irvan, lalu disambut applaus semua peserta begandringan.
Irvan memastikan, mengawali kerja kolaboratif dan partisipatif ini, pihaknya akan melakukan kerja bakti massal bersih-bersih Makam Belanda Peneleh, Minggu (8/1/2023) pagi. Makam Belanda Peneleh yang selama ini menjadi jujugan wisata di kawasan Peneleh.
Irvan juga berjanji mengundang pihak-pihak terkait lainnya. Di antaranya dari Bappeko, Dinas Cipta Karya, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Arsip dan Perpustakaan.
Â