Sekarang, Kya-Kya Kembang Jepun terlihat dimampatkan. Lebih rapat. Hal itu agaknya sangat terkait dengam berkurangnya beberapa pedagang yang sudah tidak jualan lagi alias tutup.
Saya juga sempat meng-interview beberapa pedagang, tukang parkir, ojek online (ojol), dan pengunjung. Saya ingin mendapatkan gambaran bagaimana dengan perkembangan Kya-Kya Kembang Jepun. Â
Yang paling penting tentu pelaku usaha atau pedagang yang jualan di Kya-Kya Kembang Jepun. Hampir semua mengeluhkan hal serupa. Jika musim hujan belakangan ini sangat berdampak besar terhadap aktivitas bisnis mereka. Karena infrastruktur di Kya-Kya Kembang Jepun memang belum memadai.
Di Kya-Kya Kembang Jepun, para pedagang berjualan dengan menggunakan rombong-rombong. Jika hujan tiba, mereka menepi di selasar toko-toko di Kembang Jepun yang hanya jualan pada pagi hingga sore hari. Â
Lantaran lokasinya yang sempit, pengunjung pun kesulitan untuk berteduh dan menikmati kuliner kalau hujan tiba. Buntutnya, jumlah pengunjung Kya-Kya Kembang Jepun pasti melorot alias sepi. Â Â Â
***
Kya-Kya Kembang Jepun dengan label "Reborn" diresmikan pada 10 September 2022. Kala itu, optimisme tinggi diapungkan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, jika Kya-Kya jadi destinasi wisata baru.Â
Saat launching dulu, Eri menyebut bertepatan dengan bulan Purnama. Menurutnya, tanggal baik bagi orang China untuk memulai suatu pekerjaan, perdagangan, dan usaha adalah di bulan Purnama.
Praktis, sudah tiga bulan lebih Kya-Kya beroperasi. Seperti halnya usaha, harapan tumbuh besar agaknya tidak selaras dengan kenyataan objektifnya. Â Â Â
Pemerintah Kota Surabaya agaknya belum menyerah melihat redupnya Kya-Kya Kembang Jepun. Pada 30 Desember 2022, Pemerintah Kota Surabaya bakal "menyulap" Pasar Bong menjadi night shopping, wisata belanja malam.