Sedangkan pewarnaan ecoprint berasal dari batang pohon, juga dari daun atau limbah makanan. Ditambah dengan bahan-bahan yang bisa dipakai untuk jamu tanpa bahan pengawet.
"Senang sekali melihat baju-bajunya. Saya sangat suka. Saya dulu sering diberi Bu Risma (Tri Rismaharini, sekarang Mensos RI) baju-baju ini," tutur Zuhro, yang kemudian memborong beberapa produk ecoprint.
RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul juga tak kalah. Di kampung ini menciptakan berbagai inovasi. Di antaranya, Kedai UMKM, RO Air Siap Minum, Embung Taman Prestasi, Kebun Buah Naga, dan Crab House atau Rumah Penggemukan Kepiting.
Semua kreasi tersebut kini telah dinikmati warga setempat. Mereka telah mendapatkan penghasilan dari usaha yang dijalani. Bahkan tempat mereka kini jadi jujugan warga di daerah lain untuk ngangsu kawruh (mencari ilmu).
***
Saya perlu menyebut dua nama ini: Bambang Dwi Hartono (karib disapa Bambang DH) dan Tri Rismaharini. Keduanya bisa dibilang menjadi peletak dasar perbaikan lingkungan di Surabaya.
Bambang DH maupun Risma sama-sama pernah menjabat wali kota Surabaya. Keduanya bahkan pernah mengguncang jagad perpolitikan di Tanah Air. Ini setelah menjabat dua periode sebagai wali kota, Bambang DH dicalonkan PDIP menjadi wakil wali kota mendampungi Risma. Duet Risma-Bambang akhirnya memenangi kontestasi pemilihan wali kota (pilwali) 2020.
Pasca pilwali di Surabaya, Pemerintah kemudian menerbitkan aturan dalam UU Pilkada yang melarang adanya kepala daerah menjabat tiga periode. Termasuk larangan mencalonkan lagi menjadi wakil kepala daerah.
Bambang DH naik menjadi wali kota menggantikan Sunarto Suwoprawiro (Cak Narto) yang di-impeachment tahun 2022. Keputusan itu diambil dalam sidang paripurna DPRD Surabaya.
Awal menjadi wali kota, Bambang DH dihadapkan masalah-masalah kota yang serius. Satu di antaranya urusan sampah, banjir, pedagang kaki lima (PKL), dan permukiman liar.