Belajar dari McD yang selalu menyimpan produk yang kemudian dihidupkan lagi. Biasanya pada momen-momen tertentu seperti Lebaran, Natal, atau Tahun Baru.
Mungkin  pernah dengar namanya food prosperity. Menu yang disajikan khusus yang dijual tidak dalam jangka waktu lama. Selama satu atau dua bulan dijual, setelah itu ditarik lagi.
Idenya McD tersebut menarik. Bagaimana McD mengkomunikasikan kepada pelanggannya. Mengikat ingatan dan memancing orang untuk selalu tertarik membeli produk-produknya
Pelaku UMKM pun begitu, tidak hanya menjual produk itu-itu saja. Ada saatnya mempromosikan produk baru. Bagaimana pun juga jualan juga butuh jalaran, begitu kata orang Jawa. Â
Kedua, persistence atau tidak kenal menyerah. Pelaku usaha harus gigih. Punya mindset petarung. Berani menghadapi kenyataan dan berani menjalani prosesnya. Tidak mengenal kamus gagal, tapi mencoba sekali lagi. Â
Soal kegagalan in bisa merenungkan apa yang disampaikan Chairul Tanjung (pengusaha sukses dan bos CT Corp). Ketika memberi motivasi kepada pelaku usaha Pahlawan Ekonomi, dia bilang, "Kalau jatuh harus segara bangun. Jatuh lagi, bangun lagi. Sampai jatuhnya bosen sama kamu."
Dalam konteks itu, pelaku usaha diingatkan jika bangkit dari kegagalan itu wajib hukumnya. Tapi jangan cuma berpusar di situ saja. Harus belajar soal penyebab kegagalannya.
Spirit pantang menyarah itu harus dibarengi dengan target yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu. Karena itulah yang membedakan mereka dengan usaha rumahan biasa.
Ketiga, keluar dari pakem. Kadang usaha butuh sentuhan lebih kreatif. Salah satu yang dicontohkan adalah membuat paket premium, selain paket reguler atau paket ekonomi. Â
Dalam hal ini saya ingin memberi ilustrasi yang dilakukan pelaku usaha Pahlawan Ekonomi, Diah Arfianti. Produknya kue kering, berlabel Diah Cookies.