Bukan hanya urusan birokrasi, di Mal Pelayanan Publik Siola juga dilengkapi Call Center 112. Di mana setiap ada keadaan darurat seperti kecelakaan, orang sakit, orang meninggal, orang melahirkan dan lainnya bisa meminta menghubungi panggilan darurat tersebut.
Model yang dikembangkan Tri Rismaharini ini kemudian banyak diadopsi daerah-daerah lain. Tak sedikit pemerintah daerah lain yang belajar dan kemudian membuka mal pelayanan di daerahnya.
***
Kini, di era Eri Cahyadi (wali kota penerus Tri Rismaharini), keberadaan Mal Pelayanan Publik Siola dipertahankan. Bahkan dipercatik. Berbagai ornamen-ornamen yang lebih kekinian dipasang. Mulai dari tata letak stan dan fasilitas lainnya.
Ruang tunggu di mal pelayanan itu juga diperluas. Deretan kursi besi lama diganti dengan kursi puff. Terlihat lebih estetik. Disediakan tempat bermain untuk anak-anak, sehingga orang tua bisa leluasa mengurus keperluannya.
Terdapat juga serta ruang tunggu khusus disabilitas. Di sana juga ada ruang pijat refleksi. Banyak juga yang antre. Kadang kalau penuh bisa tidak terlayani. Produk-produk UMKM juga dijual di sana.
Untuk mengurus apa pun, setiap pengunjung yang datang diberi nomor antrean masuk. Kemudian di layar touchscreen tersedia beberapa menu untuk mengetahui nilai kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pemerintah Kota Surabaya.
Di setiap pintu keluar ada layar itu. Pengunjung diminta memencet layar itu agar diketahui seperti apa kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan Pemerintah Kota Surabaya.
Rabu (5/10/2022) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB) Abdullah Azwar Anas berkunjung ke Mal Pelayanan Publik Siola.
Menteri PANRB sempat meninjau beberapa konter pelayanan dari berbagai instansi. Dia juga sempat bertanya kepada warga yang sedang mengurus perizinan