Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pensiun, Kenapa Harus Mati Gaya?

1 Oktober 2022   11:13 Diperbarui: 11 Oktober 2022   09:43 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.yueyuedang.com

Yayuk mengakui, awalnya tak berpikir untuk membuka usaha yang memproduksi ecoprint. Karena dia sama sekali tak punya skill untuk mengkreasikannya.

Ceritanya, tahun 2019, ada event Surabaya Smart City (SSC). Event tahunan yang diadakan Pemerintah Kota Surabaya. Sebagai istri ketua RW, Yayuk berpikir untuk menampilkan produk unggulan di lomba tersebut.

Lalu, tercetuslah ide untuk membuat ecoprint. Yang dianggap punya nilai jual. Tidak sulit mendapat bahan bakunya. Seperti kain, daun-daunan, serta pewarna alam.

Proses produksi ecoprint juga tidak diperlukan modal yang besar. Tidak membutuhkan teknologi yang sulit. Kalau produksinya bagus dan berkualitas, pasti bisa dijual.

Yayuk belajar dari nol. Dia lantas berangkat ke Jogjakarta. Ikut pelatihan ecoprint. Dia belajar berbagai teknik pembuatan ecoprint.

Hasil pelatihan di Jogja belum membuat dirinya puas. Yayuk kemudian mendatangkan trainer ecoprint dari Bandung. Dia belajar berbagai teknik-teknik terbaru, sekaligus cara-cara yang tepat untuk mengembangkannya.

Yayuk juga melakukan browsing di internet. Memanfaatkan berbagai pelatihan online. Salah satunya, pelatihan online di Instagram. Pengasuhnya pakar ecoprint dari Belanda. Namanya, Irid Dulman.

Saat mencoba memproduksi ecoprint, Yayuk tak lagsung bisa. Hasilnya kurang bagus. Jauh dari sempurna. Yang paling sering warnanya tidak keluar alias pudar.

Yayuk terus mencoba. Berkali-kali. Pelajaran berharga yang dia petik dari pelatihan adalah tidak ada produk ecoprint yang sia-sia. “Bila gagal produksi, kainnya masih bisa dipakai lagi," cetusnya.

Dari usaha itu, Yayuk bisa melibatkan ibu-ibu di kampungnya. Mereka bisa mendapat tambahan penghasilan. Mereka juga bisa ikut melakukan penataan lingkungan.

Penerima penghargaan IWAOI 2022. foto: reny widya 
Penerima penghargaan IWAOI 2022. foto: reny widya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun