Dia menuturkan, psikotes ini dilaksanakan sebagai bagian penggunaan sport science yang sudah terbiasa dilakukan di Muhammadiyah. Psikotes juga untuk memudahkan manajemen melakukan pembinaan terhadap pemain.
"Dari tes ini akan kita jadikan acuan dalam melihat potensi, kelebihan, dan kekurangan yang dimiliki pemain. Pelatih juga akan dimudahkan meracik komposisi tim," jelas mantan ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim ini.
Kata Mirdasy, Muhammadiyah selalu melakukan pendekatan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan aktivitas. Tak terkecuali dengan sepak bola.
"Dengan pendekatan itu, kita ingin HWFC bisa melahirkan pemain yang bukan hanya memiliki ketrampilan, tapi juga punya visi, karakter, dan kecakapan," jlentrehnya.
Pengembangan sport science ini juga akan dilakukan dengan kebutuhan akademi sepak bola. Saat ini, HWFC menyiapkan program pembinaan usia dini yang dinilai sangat strategis.
Pembinaan pemain usia muda lewat akademi sepak bola bertujuan untuk mencetak pemain muda yang andal dan berkualitas untuk dipromosikan ke tim senior. Sehingga HWFC tidak pernah kekurangan pemain muda yang siap berlaga di liga profesional.
Pembinaan usia dini menjadi program jangka panjang berstandar profesional. Mereka yang dididik di sana diharapkan bisa memiliki karakter bermain dan memahami filosofi sepak bola ala HWFC. (agus wahyudi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI