Meski sangat akrab, Mbak Progo juga pernah marah dengan Dahlan. Gara-garanya pemberitaan Jawa Pos, koran yang dipimpin Dahlan. Kala itu, Jawa Pos gencar memberitakan tentang kiprah Golkar sebagai partai penguasa. Yang membuat Mbah Progo "tersinggung".
"Abang ijone Jawa Pos aku wis weruh. Aku isok nutup Jawa Pos. (semua hal tentang Jawa Pos saya tahu. Saya bisa membredel Jawa Pos)," begitu kata Mbah Progo.
Dahlan yang mendengar ancaman itu segera menemui Mbah Progo. Mbah Progo saat itu menghadiri acara penataraan P4 di Pandaan, Pasuruan.
"Pak Said saya ini orang kecil. Kalau Jawa Pos dibredel, saya nderek (ikut) Pak Said saja," tutur Dahlan merendah.
Spontan, amarah Mbah Progo reda. Senyum Mbah Progo pun mengembang. Mbah Progo menyadari gak sampai hati mewujudkan ancamannya itu. Dia Hanya reaksi sesaat.Â
Mbah Progo tak pernah lagi mengungkit-ungkit peristiwa itu. Belakangan, dia malah merekom Dahlan ke panggung politik. Dan, Dahlan pun menjadi anggota MPR dari Utusan Golongan, 1987-1992.
***
Ada lagi, pengalaman lucu yang pernah dialami Dahlan Iskan. Â Ketika Dahlan sering berkunjung ke rumah Mbah Progo. Terlebih saat Mbah Progo lebih banyak melakukan aktivitas di rumah.
Di rumah, Dahlan melihat Mbah Progo masih suka membaca buku. Tumpukan buku-buku terlihat di mejanya. Belum terhitung yang di rak buku. Dahlan berpikir, di usianya yang telah beranjak senja, ketika lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, Mbah Progo punya banyak waktu untuk membaca.
Suatu ketika, seperti yang diceritakan Dahlan kepada saya, dia datang lagi ke rumah Mbah Progo. Kali ini, dia membawa sejumlah buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer.