Ada beberapa tips mengolah rasa menjadi karya. Sebagian besar dari pengalaman pribadi.Â
1. Budaya rakus membaca
Tingkatannya bukan sekadar hobi. Jadi dasar dan spiritnya adalah memburu, bukan hanya mencari informasi. Seperti halnya semangat untuk melebihi, bukan hanya mencapai. Â
Rakus membaca dibutuhkan untuk membuat karya-karya bermutu. Karena aktivitas membaca mutlak dibutuhkan jika ingin mendapatkan perspektif yang luas.
Banyak hal yang bisa dilakukan bagi mereka yang rakus membaca. Di antarnya membaca buku-buku dari berbagai macam genre. Getol melakukan pencarian dan review buku, terutama di media-media mainstream.
Tokoh-tokoh hebat punya banyak waktu menghabiskan buku. CEO di Amerika Serikat rata-rata membaca 35 buku per tahunnya. Mark Zuckerberg (bos Facebook)membaca satu buku setiap dua minggu.
Â
2. Berempati dengan lingkungan
Empati dibutuhkan untuk menciptakan suasana batin yang positif. Karena hal itu akan berdampak pada alam pikiran Anda. Dengan empati Anda akan memiliki kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain secara langsung.
Berempati berati Anda mencoba menempatkan diri pada posisi orang lain. Ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Gak salah bila ada diktum begini, "Orang yang cerdas secara emosional berarti ia memiliki rasa empati dan kepedulian yang baik."
Ketika saya meliput berita kriminal, saya selalu menjauhkan anak-anak dari para tersangka. Tidak ada hak bagi saya untuk menulis dan mengekspose mereka akibat dari perbuatan orang tuanya. Â