Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tambah Keterampilan, Target Garap Riset Bisnis

15 April 2021   21:00 Diperbarui: 15 April 2021   21:07 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto: askattest.com

Dari proses belajar itu, saya bersyukur tulisan-tulisan saya bisa dimuat beberapa media, di antaranya di Jawa Pos, Surya, Radar Surabaya, Memorandum, Suara Indonesia, Suara Muhammadiyah, Suara Hidayatullah, dan Majalah Mimbar.

Dari ketrampilan menulis itu, saya bisa membiayai kuliah. Tahun 1994, saya masuk Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surabaya.   

Dari ketrampilan menulis itu juga saya bisa diterima sebagai jurnalis di koran Suara Indonesia, tahun 1997. Koran itu kemudian berubah nama menjadi Radar Surabaya. Ketika itu, saya tidak memakai ijazah. Karena memang masih kuliah. Hanya menyerahkan CV dan foto kopi tulisan-tulisan saya yang dimuat di media massa. Saya melakoni 1,5 tahun berstatus karyawan kontrak, sebelum diangkat menjadi pegawai. Hingga saya resign tahun 2012.

***

Ilustrasi foto:contentwriters.com
Ilustrasi foto:contentwriters.com

Saya beruntung bisa menjalankan tantangan baru setelah 15 tahun bekerja di koran. Bergabung di MediatrustPR, perusahaan public relation yang berkantor di Jakarta. Owner-nya, Luthfi Subagio, sahabat karib yang pertama kali mengajak saya ikut pelatihan jurnalistik. Dia juga pernah bersama saya menjadi jurnalis di Radar Surabaya. Ketika resign, kami sama-sama menempati posisi pemimpin redaksi.  

Di MediatrusPR saya juga hanya diminta mengirimkan CV, nomer rekening bank, dan foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Lutfi tidak pernah meminta ijazah saya. Dia hanya menjelaskan soal mekanisme penggajian, alur kerja, dan positioning. Soal tambahan SDM, saya dipersilakan memilih sendiri.   

Saya sama sekali tak punya background sebagai public relation. Saya belajar secara otodidak. Belajar sekaligus praktik. Beruntung, saya punya pengalaman bekerja di media. Karena hal itu membuat saya tidak kelewat lama untuk beradaptasi.   

Klien MediatrusPR lumayan banyak. Dari perusahaan BUMN sampai perusahaan sawit. Pekerjaannya menyiapkan event seminar, pelatihan, dan press conference, dan sejenisnya.  

Belum genap setahun di MediatrusPR, saya mendapat tantangan baru lagi. Kali ini, saya diminta membantu Pahlawan Ekonomi. Program pemberdayaan ekonomi perempuan yang diinisiasi Tri Rismaharini (kini menjabat Menteri Sosial RI). Saya mendapat tugas menjadi mentor digital marketing sekaligus menjadi public relation.  Saya mendapat kelonggaran waktu karena aktivitasnya dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu.

Saya merasakan betul betapa berat tugas sebagai PR. Yang harus menjaga kepercayaan, integritas, dan selalu tampil di depan saat terjadi masalah. Saya membantu mengerek brand Pahlawan Ekonomi dengan mengerakkan segala kemampuan dan ketrampilan. Dari menulis profile, berita reguler, memviralkan di media massa, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun