Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cerita Eks Satpam Toko Nam yang Kini Jadi Juragan Kue Kering

20 Februari 2021   15:26 Diperbarui: 21 Februari 2021   13:14 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya itu saja. Untuk memenuhi ketepatan pesanan pelanggannya, Sriyatun memiliki 5 mesin roti. Kapasitasnya 10 loyang dan 20 loyang. Kelima mesin roti miliknya itu biasa dipakai toko kue dan pastry yang memiliki brand ternama.     

Rumah produksi Sriyatun. foto: dok/pribadi
Rumah produksi Sriyatun. foto: dok/pribadi

Bekal Oven Kecil

Sriyatun mengarungi perjalanan panjang sebelum menjadi pelaku usaha. Dia pernah bekerja sebagai satpam di Toko Nam Surabaya. Toko legendaris yang tercatat sebagai cagar budaya itu, kini telah dibongkar. Yang tersisa hanya tetenger pilar betonnya saja.       

Beberapa tahun, karir Sriyatun naik. Dia ditempatkan sebagai staf administrasi di Toko Nam. Melayani pembeli barang-barang yang dijual di toko tersebut. Yang dijual di Toko Nam saat itu berupa barang-barang fashion.  

Kerja bertahun-tahun di Toko Nam membuat Sriyatun bosan. Pasalnya, pendapatan bulanan yang diperoleh tak seberapa. Tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang makin meningkat. Untuk makan saja sudah pas-pasan. Tak ada uang bisa ditabung untuk hari tua.

Sriyatun kepikiran untuk membuka usaha. Berwiraswasta. Kebetulan dia punya secuil ketrampilan membuat kue. Hasil dari belajar secara otodidak. Dia lantas menjajal membuat kue kering. Seperti kastangel, putri salju, nastar, dan lainnya.

"Saya memanfaatkan oven kecil yang saya miliki," ujar dia.

Awal-awal membuat, Sriyatun belum berani menjual. Hanya men-tester-kan kepada teman-teman dan tetangga sekitar rumahnya. Keberanian Sriyatun menjual setelah dia meyakini kue kering buatannya rasanya benar-benar oke. Ini dikuatkan dari testimoni dari orang-orang yang mencicipi kue keringnya. Kala itu, di momen Lebaran, Sriyatun bisa menjual puluhan stoples kue kering. Sebagian besar dari pesanan customer-nya.

Tahun 2002, Sriyatun memantapkan diri untuk total berbisnis. Kapasitas usahanya mulai merangkak naik. Jumlah pesanannya terus bertambah. Apalagi pada tahun yang sama, dia mendapat partner baru. Bisnis kue keringnya makin moncer.

Sriyatun merasakan masa keemasan. Di mana, kue keringnya diantre pelanggan. Bahkan tak sedikit pelanggannya yang inden. Dua bulan sebelum Lebaran, kue keringnya sudah terjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun