Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menebar Success Story dan Jadikan Pelaku UMKM Makin Digital

22 Desember 2020   11:09 Diperbarui: 22 Desember 2020   14:33 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, banyak pelaku usaha yang harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Mereka pada giliranya harus menyesuaikan produksi. Seperti pembuatan baju hazmat dan masker yang dikerjakan pelaku usaha yang sebelumnya mengerjakan tas, dompet, rajut, dan daur ulang. Juga perajin batik dan aksesoris yang beralih jualan nasi kotak, kue kering,  dan kue basah.

***

Program Tatarupa yang melibatkan para desainer muda. foto: dok pahlawan ekonomi
Program Tatarupa yang melibatkan para desainer muda. foto: dok pahlawan ekonomi

Ada sejumlah langkah yang dilakukan komite Pahlawan Ekonomi menyiasasi masa pandemi. Pertama, menggelar training dan online bazaar secara berkala. Program ini menyasar semua anggota. Untuk mendukung pelaksanaannya, komite membantu kebutuhan paket data yang diperlukan para pelaku usaha.

Para pelaku usaha mempromosikan produknya dari tiga cluster, yakni crative industry, home industry, dan culinary business. Dari aktivitas ini, transaksi terjadi. Ada closing. Rupiah demi rupiah dikumpulkan. Memang tak sebesar sebelum pandemi, namun mereka bisa menikmati hasil jerih payah di masa sulit.

 Keterbatasan hubungan sosial memang membuat berjualan di dunia digital menjadi pilihan. Penggunaan instrumen media sosial dan aplikasi harus dikuasai pelaku usaha.

Aktivitas berjualan online ini dinilai Pakar Statistik ITS Kresnayana Yahya, memberi hikmah besar bagi UMKM. Pasalnya, pekerjaan yang seharusnya dilakukan empat tahun ke depan, bisa dikerjakan tahun ini. Dia lalu menyebut contoh adanya zoom meeting. Sekarang, sudah berapa banyak pelaku UMKM adaptif dan terampil dan bisa yang menggunakannya? Singkatnya, pelaku UMKM memang makin digital.

Kedua, meng-endorse produk-produk UMKM. Upaya mulanya dikerjakan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha. Mereka saling me-review produk. Senangnya, sejumlah influencer ikut membantu meng-erdorse produk-produk UMKM. Tak sedikit produk UMKM yang laku setelah pembeli melihat review dari para influencer.

Suatu ketika, saya pernah mengundang sejumlah influencer untuk me-review produk makanan UMKM Pahlawan Ekonomi. Saya menamainya Yoshinoya-nya Surabaya. Dalam hitungan jam, pelaku UMKM tersebut mendapat sejumlah pembeli baru dari IG-nya. Mayoritas pembelinya anak-anak muda.

Dennis Adhiswara saat menjadi mentor di pelatihan Pahlawan Ekonomi. foto:dok ahlawan ekonomi
Dennis Adhiswara saat menjadi mentor di pelatihan Pahlawan Ekonomi. foto:dok ahlawan ekonomi

Ketiga, menebar virus success story sebanyak-banyaknya dan semassif-massifnya. Menceritakan pengalaman sangat efektif untuk mengangkat niali jual UMKM. Suatu ketika, saya pernah menulis sosok Diah Arfianti, pelaku UMKM yang membeli mesin membeli oven convection 705 dan mixer SM-201 merek Sinmag. Kedua barang tersebut buatan Taiwan tahun 2016. Untuk oven convection kapasitasnya lima loyang harganya Rp 45 juta. Sedang mixer ukuran 20 liter dibeli seharga Rp 10 juta. Totalnya Rp 55 juta. Dua mesin roti ini biasanya dipakai toko kue dan pastry yang memiliki brand ternama. Diah membeli kedua barang itu secara cash.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun