Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Perempuan Single Parent dan Scarf Sutra yang "Terbang" ke Eropa

8 September 2020   16:38 Diperbarui: 8 September 2020   17:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wulan Setyasih memamerkan produk buatannya. foto:dok pahlawan ekonomi. 

Berbagi tanpa pernah memikirkan balasan. Begitulah yang dilakukan Wulan Setyasih. Ketika dirinya ikut membantu memberdayakan warga eks lokalisasi Dolly.

Wulan punya keinginan itu saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan menutup lokalisasi yang legendaris tersebut, 2014. Dia ingin memberi secuil kontribusi untuk ikut membantu warga bisa mencari duit secara halal.

Keinginan itu terwujud tahun 2015. Ketika itu, Wulan mendapatkan order membuat batik dalam jumlah cukup besar untuk acara PrepCom3 Habitat III tahun 2016. Nilainya ratusan juta rupiah. Waktu pengerjaan kurang lebih setahun.

Wulan menganggap rezeki tersebut juga untuk kawan-kawannya eks lokalisasi Dolly.  Singkat cerita, Wulan merekrut 52 orang. Dia terjun langsung melatih mereka. Wulan telah mempertimbangkan risiko bakal dihadapi bila memerkerjakan mereka. Pasalnya, warga eks lokalisasi Dolly sama sekali tak punya skill membatik. Terutama jika ada "kecelakaan" yang mengakibatkan produk gagal. Wulan berharap mereka bisa meninggalkan dunia hitam yang menistakan.

Ketika mengerjakan order tersebut, Wulan harus menjaga kesabaran lebih. Pasalnya, banyak di antara warga yang sama sekali tahu prosedur dan perilaku dalam  membatik. Seperti ada yang bekerja sambil merokok, sehingga kain batiknya bolong. Hasil membatiknya belepotan alias gagal produksi.

Alhamdulillah, Wulan bisa menularkan ilmunya. Pekerjaan untuk event internasional itu beres. Bahagianya lagi,10 orang di antara mereka belakangan telah menjadi pelaku usaha dan merekrut orang untuk membantunya . Mereka juga sering dapat order batik cap dari beberapa hotel ternama.

Dalam menjalankan bisnis, Wulan punya pakem, harus bisa memberikan yang terbaik buat customer. Apa pun kondisinya, pelaku usaha wajib optimal memberi pelayanan.

Sekarang, Wulan bisa dibilang sebagai salah satu pelaku usaha di Surabaya yang eksis. Sebulan, dia bisa meraup omzet Rp 20-30 jutaan. Di masa pandemi, usahanya sempat sempoyongan. Namun dia masih bisa bertahan dengan gencar melakukan penjualan online. Seraya berharap wabah ini segera pergi. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun