Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Haru Usai Temukan Sosok Idola Gus Dur

27 Desember 2019   16:02 Diperbarui: 28 Desember 2019   00:47 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lagi cerita mencengangkan. Suatu malam, datang sekelompok tentara Belanda. Mereka menculik KH Wahid Hasyim. Lantaran tidak berpatroli, Soekirno dan anggota Polisi Istimewa lain tak mengetahui. Penuturan santri, KH Wahid Hasyim digiring naik mobil dinas. Dibawa ke Markas Belanda, dekat Pasar Jombang.

Soekirno bersama pasukan Polisi Istimewa lalu melakukan penyerbuan. Baku tembak tak terhindarkan. Pasukan Polisi Istimewa berhasil melumpuhkan banyak tentara Belanda. Gudang logistik Belanda juga berhasil dibakar. Setelah menyerang, mereka melarikan diri.

"Besoknya, Belanda mengembalikan KH Wahid Hasyim. Kami, keluarga, dan santri-santri ikut gembira," ungkap Soekirno.

Sejak peristiwa itu, persahabatan Soekirno dengan KH Wahid Hasyim makin erat. "Bu Nyai (istri KH Wachid Hasyim, red) itu guru ngaji saya," imbuh Soekirno yang mengenyam pendidikan di HIS Muhammadiyah, Prambon, Kebumen.    

Saking akrabnya, Soekirno pernah ditawari KH Wahid Hasyim jadi menantu. Soekirno tak menolak. Tapi memang takdir. Belum sempat mewujudkan tawaran itu, Soekirno keburu pindah tugas di Kediri, kemudian ke beberapa daerah di Jatim, dan Kalimantan.   

Revolusi mempertahankan kemerdekaan terus bergolak. Soekirno sempat berpindah-pindah tugas. Banyak peristiwa timpang tindih dalam hidupnya. Dia juga tak pernah menganggap peristiwa penyelamatan itu kejadian besar. Bagian dari tugasnya sebagai gerilyawan Polisi Istimewa.

Namun, Abdurrahman Wahid, yang ikut diselamatkan, tak pernah melupakan jasa Soekirno. Bahkan, sampai Gus Dur menjadi presiden. Setengah abad kemudian.

***

Soekirno diundang Gus Dur ke Istana Negara pada 18 Desember 1999. Dia datang bersama Clementine, istrinya. Sebelumnya, Gus Dur memerintahkan Jenderal Roesmanhadi (saat itu Kapolri) mengecek keberadaan Soekirno di Surabaya. Roesmanhadi lalu memerintahkan Mayjen M Dayat (saat itu Kapolda Jatim).

Singkat cerita, ketika ditemukan, Soekirno yang berusia 71 tahun, diberitahu soal undangan Presiden Gus Dur ke Istana Negara. Soekirno diminta gak usah  mikir soal masalah akomodasi, transportasi, dan lainnya.

Di Jakarta, Soekirno menginap di Hotel Graha Purnawira Jakarta. Dia dapat jatah kamar VIP. Saat bertemu Gus Dur, Soekirno dijemput Kapolri Rosmanhadi. Soekirno tiba di Istana Negara pukul 19.00 WIB. Soekirno langsung dihadapkan Gus Dur. Dia sangat surprise. Gus Dur memeluk erat dia. Soekirno merasakan kedua tangan Gus Dur gemetar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun