Keempat, faktor dukungan politik yang kuat. Risma menjadi salah satu kepada daerah asal PDIP yang dibanggakan Megawati Soekarnoputri. Tak salah bila kemudian Mbak Mega memberi amanah Risma menjabat ketua DPP PDI Pejuangan Bidang Kebudayaan. Â
Pekan lalu, 24 anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan menemui Risma. Mereka melihat banyak hal yang dilakukan Surabaya. Mulai penataan kota, manajemen banjir, hingga kerukunan umat beragama. Di ending-nya, mereka sepakat Jakarta harus bisa meniru Surabaya. Â
Kelima, masyarakat butuh pemimpin yang bisa menjadi problem solver. Yang bisa memberikan sesuatu yang tangible. Yang dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat.
Soal ini, saya bisa mengutip apresiasi Dahlan Iskan terkait kepemimpinan Risma. Kata dia, Risma punya kelebihan yang tidak dimiliki pemimpin lain di Indonesia. Ekspektasinya adalah makro tahu, mikro mendalami, detailnya diurus. Dan yang lebih penting lagi, mampu menarasikan persoalan-persoalan masyarakat.
Pilkada DKI Jakarta dihelat tahun 2022 mendatang. Namun atmosfir kompetisinya terus menghangat. Ini bisa dimaklumi karena Jakarta memang miniatur Indonesia. Beberapa nama kepala daerah mulai dimunculkan. Yang disiapkan "bertarung" di Pilkada DKI Jakarta mendatang.
Saya tidak berpretensi dukung-mendukung calon. Saya hanya percaya, keberhasilan menata dan memerbaiki daerah  harus dilakukan dari atas (struggle from above). Partisipasi publik menjadi perekatnya.Â
Punya pemimpin yang konsisten, amanah, dan paham masalah. Pemimpin kreatif yang mampu membuat inovasi yang ujungnya bermanfaat untuk kesejahteraan warganya. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H