Beberapa hari di rumah sakit, Wandy merasakan ada keajaiban. Pertolongan Allah dirasakan benar-benar datang. Kondisi tubuhnya berangsur membaik. Dia mulai bisa makan lebih banyak. Minum obat juga gak muntah lagi.
"Alhamdulillah, saya akhirnya diperbolehkan pulang. Saya sungguh bersyukur," tutur dia.
***
Setelah peristiwa di Probolinggo itu, Wandy meneguhkan diri untuk berhijrah. Memperbaiki dan mengoreksi diri. Meninggalkan semua kemaksiatan yang pernah dijalani.
Kepada kolega dan relasinya, Wandy sampaikan cabut dulu dari semua kegiatan manggung. Berapa lama? Wandy tak bisa menentukan.
Hari-hari, Wandy banyak menghabiskan waktu di masjid. Shalat lima waktu, shalat sunnah, membaca Alquran, membaca buku-buka agama, dan masih banyak lagi. Wandy juga kerap mengunjungi sejumlah ustad yang dia kenal. Mengaji dan berkonsultasi.
Salah satu yang kerap diajak berkonsultasi namanya Ustad Zulkarnain. Ustad Zul, begitu ia karib dipanggil, adalah mantan vokalis Grassrock. Grup musik rock asal Surabaya ini pernah menjadi Juara I Djarum Super Rock Festival 1986 yang digelar promotor Log Zhelebour.
Saya kebetulan akrab dengan Ustad Zul. Selain pecinta musik, hampir 15 tahun saya terlibat di event organizer musik.
Saya juga ikut mendirikan Simpangsche Societeit Rock Community yang bermarkas di Balai Pemuda, tahun 2000. Di mana, komunitas itu sebagai wadah berkumpul dan silaturrahim musisi dan penyanyi rock di Kota Pahlawan.
Kini, Wandy mengaku menikmati hidup sesungguhnya. Melakoni hidup dengan mendekatkan pada keberkahan. Melatih kesabaran dan keikhlasan atas semua yang dia terima. Karena di situlah Wandy merasakan ketenangan batin.
Setelah vakum dari gelanggang DJ cukup lama, Wandy sempat mendapat tawaran untuk manggung lagi. Wandy tidak menolak, tapi dengan syarattak ada minum-minuman keras.