Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Hijrah DJ Kelab Malam yang Mengharukan

29 Oktober 2019   20:28 Diperbarui: 30 Oktober 2019   04:44 8994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa lalu Achmad Rizwandy alias DJ Wandy sungguh kelam. Kehidupan malam benar-benar melenakan. Pergaulannya dengan clubber yang doyan mabuk-mabukan menjadi rutinitas yang sulit dihindari. Bahkan dirasakan seperti candu.

Di setiap manggung, Wandy tak bisa dilepaskan dari minuman keras. Berbagai merek minuman keras, dari yang impor maupun lokal, pernah dicoba. Petang hingga dinihari di kelab malam, pagi sampai siang tidur. Begitu kehidupan sehari-harinya.

Tahun 2010, Wandy mengisi acara tahun baruan di Probolinggo. Pengunjungnya full. Sebagai DJ, Wandy mengendalikan acara itu. Semua pengunjung yang hadir berpesta ria. Beringkrak-jingkrak. Pokoknya menggelegar.

Wandy minum habis-habisan usai acara tersebut. Begitu pun dengan teman-teman dia. Di tengah asyik mabuk-mabukan, Wandy tiba-tiba tersungkur. Roboh. Sontak, kawan-kawanya panik. Mereka berupaya menolong Wandy. Kemudian membawa dia ke rumah sakit terdekat di Probolinggo.

Sampai di rumah sakit, Wandy masih tak sadarkan diri. Wandy mendapatkan penanganan medis di ruang ICU. Saat siuman, dia sempat muntah-muntah.

Beberapa hari dirawat di rumah sakit, dokter yang merawat menyampaikan kabar mengejutkan. Hasil pemeriksaan medis, lambung Wandy terdeteksi robek.

"Rasanya sakit banget. Makan susah. Buang air susah. Tiap hari, aku harus berguling-guling menahan perih," tutur Wandy.

Wandy merasa hidupnya takkan lama lagi. Di tengah kecemasan dan sedih, dia menginsyafi diri. Jika perjalanan hidupnya telah melenceng.

Dia merasa, betapa hina hidupnya sekarang. Karena semua yang telah dijalani akhirnya membawa petaka besar. Hidup dalam balutan dan kegelimangan dosa. Wandy menangis. Menangis sejadi-jadinya.

"Waktu itu, saya bayangkan kalau mati dalam keadaan mabuk. Betapa hinanya saya. Betapa murkanya Allah," ucap Wandy.

Dengan kondisi tubuh yang ringkih, Wandy bermunajat. Memohon ampunan kepada Allah. Dia memohon tak ingin mati sia-sia. Menghembuskan napas terakhir dalam kubangan kemaksiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun