Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dulu Keluarga Miskin, Kini Jadi Jutawan dari Limbah Eceng Gondok

24 Oktober 2019   19:54 Diperbarui: 25 Oktober 2019   19:17 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wiwit Manfaati menyakini bisnis harus fokus. Image dia sebagai pengusaha eceng gondong benar-benar dirawat. Lahirnya banyak produk dari eceng gondok merupakan bukti jika dia konsisten di jalur bisnis yang ditekuni.

Pada 25-27 Juli 2016, Surabaya menjadi tuan rumah penyelenggara The Third Preparatory Committee United Nations for Habitat (Prepcom 3). Kegiatan itu dilangsungkan di Hall Exhibition Grand City.

Berkah luar biasa diperoleh Wiwit. Produk 4.000 lebih produk kerajinan eceng gondok buatannya dipakai sebagai souvenir peserta konvensi yang membahas perkembangan permukiman dunia. Semua perwakilan dunia memuji hasil karajinan eceng gondok milik Wiwit.

Pekan lalu, Wiwit sempat ikut pameran di Seoul, Korea Selatan. Dia bertemu dengan buyer dari Mexico, Jepang, Ecuador dan Korea Selatan. Pulang ke Tanah Air, secara periodik dia kirim ratusan barang ke mereka.

Dalam menjalankan roda bisnisnya, Wiwit kini dibantu 15 tenaga kerja. Sebetulnya jumlah tersebut masih kurang. Namun mereka mengakui tak mudah untuk merekrut tenaga kerja yang mau menggeluti bisnis anyaman limbah eceng gondok ini. 

Sebab, tak sedikit tenaga kerjanya yang keluar masuk. Rata-rata mereka cepat putus asa. Padahal bikin kerajinan butuh sabar dan telaten.

Sebagai perajin, Wiwit mengaku tidak berhenti belajar. Dia terus  memperbarui produknya agar bisa mengikuti selera pasar. Misalnya untuk desain, Wiwit memanfaatkan keikutsertaan pameran sebagai ajang untuk mencari ilmu ke perajin lain.

Ditanya omzet, Wiwit malu-malu menjawab. Yang jelas, mencapai ratusan juta rupiah. Untuk sekali pameran, dia bisa meraup puluhan juta rupiah. Hasil usahanya sudah diwujudkan dengan membeli properti, mobil, dan mendaftarkan semua keluarganya naik haji.

Di rumahnya, Perumahan Kebraon Indah, Surabaya, kini jadi jujugan tamu dari berbagai daerah-daerah di Indonesia untuk belajar membuat kerajinan eceng gondok. Beberapa BUMN juga sering mengirim pegawai yang akan purna tugas untuk belajar bisnis di rumah Wiwit.

"Saya selalu terbuka untuk belajar. Hanya saya selalu berpesan jika bisnis bukan sulapan. Harus mau ikut prosesnya. Satu lagi, mentalnya harus kuat. Gak boleh mutungan (putus asa)," ujar Wiwit Manfaati. (Agus Wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun