Bukan hanya Bu Risma. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga beberapa kali disurati Cak Sabar. Suratnya dilampiri undangan kegiatan. Sama responsnya, berkali-kali disurati tidak ada balasan. Hingga, suatu ketika ada utusan Kementerian Pariwisata datang.
"Teko mrene, jare nyampekno salam Pak Jokowi durung isok teko. Mboh bener ta gak, gaeku gak penting. Sing penting suratno diperhatekno. (Datang ke sini, katanya menyampaikan salam Pak Jokowi belum bisa datang. Entah benar atau tidak, bagi saya gak penting. Yang penting surat saya diperhatikan, Red)."  Â
Cak Sabar kemudian dimasukkan menjadi anggota kelompok pelestari budaya dan pariwista. Di bawah binaan Kementerian Pariwisata. Mereka yang tergabung di situ sering mengadakan pertemuan. Seperti seminar dan Focus Group Discussion (FGD). Jaringan pertemanan Cak Sabar makin luas.
"Mangkane tak enteni sampek saiki. Mogo-Mugo Pak Jokowi gelem teko nang kampungku. (Makanya saya tunggu sampai sekarang. Semoga Pak Jokowi mau datang ke kampung saya,Red).
Sekarang, kegiatan di Kampung Lawas Maspati lebih semarak. Kunjungan dari berbagai daerah juga jauh lebih banyak dari sebelumnya. Terutama turis asing. Cak Sabar juga bisa menjual paket wisata sampai jutaan rupiah. Datang ke Kampung Lawas Maspati menikmati suguhan budaya dan kuliner khas Surabaya.
"Wargaku seneng. Ben onok kunjungan dodolane payu. Dodol panganen, jajan, suvenir. Arek-arek sing isok bahasa Inggris yo seneng. Oleh bayaran dadi guide. (Warga saya senang. Tiap ada kunjungan, jualannya laku. Jual makanan, jajanan, souvenir.Anak-anak yang bisa bahasa Inggris juga senang. Dapat bayaran dari guide, Red)," ujar Cak Sabar, sumringah. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H