Tiap tahun, Kampung Lawas Maspati selalu memenangi kompetisi tersebut. Bahkan, penghargaan yang diperoleh bisa lebih dari satu ketegori. Selain dapat piala, piagam, juga uang. Â Â
"Setelah jadi pemenang, terus kelanjutannya apa? Itulah yang kemudian memaksa saya untuk cari terobosan agar Kampung Maspati ini bisa 'dijual'," tutur Cak Sabar.
Cak Sabar lalu berpikir tentang pariwisata. Surabaya tidak memiliki alam yang bisa dijual, seperti Bali atau Lombok. Kampung bisa menjadi alternatifnya. Menjual tradisi dan warisan budayanya. Gampangnya begitu.
Cak Sabar melihat Kampung Maspati memiliki keunggulan itu. Berada di situs Keraton di Surabaya. Masih menyisakan rumah-rumah peninggalan Belanda. Juga masih kuarnya akar budaya dan tradisi Suroboyo. Jika bisa dikemas, tentu bisa memberi nilai tambah ekonomi warga.
"Awale yo onok ae sing gak seneng. Cumak aku duwe prinsip, lek sing seneng lebih akeh, mesti sing gak seneng katut.(Awalnya ada juga yang tidak mendukung. Tapi saya punya prinsip, kalau yang mendukung lebih banyak lainnya pasti berjalan, Red)," tutur Cak Sabar. Â
Cak Sabar dan beberapa warga kemudian menggelar beberapa acara. Hampir tiap bulan. Seperti Jaran Kepang, Manten Pegon, Tari Remo, Musik Patrol Tandak Bedes, dan masih banyak lagi. Penontonnya kebanyakan dari warga sekitar. Â
Saking semangatnya, Cak Sabar pun mengundang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Cak Sabar mengirim surat ke Bu Risma. "Tak surati dewe mewakili tokoh Kampung Lawasa Maspati. Ping pisan, pindo, telu, gak dibales. Tak surati terus. Akhire yo dibales. Paleng Bu Risma grisien be e, ha..ha... (Saya surati atas nama tokoh Kampung Lawas Maspati. Sekali, dua kali, tiga kali gak dibalas. Akhirnya, Bu Risma membalas. Mungkin Bu Risma risih juga, ha..ha., Red)."
Dalam suatu acara, pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya dan pejabat kelurahan setempat, datang. Setelah melihat dan menanyakan banyak hal, mereka melaporkan ke Bu Risma.
Cak Sabar tak ingin kehilangan momen. Setelah tahu, jadwal kedatangan Bu Risma, Cak Sabar sekaligus melaunching  Kampung Lawas Maspati, tahun 2013.
***