Saban hari, Eko melanjutkan berselancar ruhani. Sebelum tidur, ia berdoa agar bisa bangun di antara malam dan fajar. Berdiri menegakkan shalat dan berdoa. Batinnya membimbingnya. Merasakan betapa bahagianya bisa bangun dalam tidur dan mengingat Allah.
Eko juga rutin mejalani terapi medis. Dia sempat bolak-balik lagi Surabaya-Singapura. Kali ini, ia menjalani perawatan di National University Hospitals Singapura.
Dua bulan terlewati. Eko merasakan kondisi kesehatannya terus membaik. Â Cek kesehatan rutin dilakukan. Juga kemoterapi. Hingga pada suatu ketika, ia mendapat keterangan dari dokter yang mengejutkan: kankernya hilang.
Sunggu di luar nalar. Dokter yang mengobati kanker otaknya takjub. Eko benar-benar merasakan mendapat mukjizat. Subhanallah...
Eko bersyukur sedalam-dalamnya. Tiada kekuatan yang mampu menandingi kekuatan Allah SWT. Jika Allah berkehendak, tak ada yang mustahil. Seperti prediksi dokter yang merawatnya, ternyata tak terbukti. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H