Dari penjelasan di atas, rasa-rasanya kita mulai mengetahui dan memahami bagaimana “Badai Pengungsi” bisa melanda Uni Eropa.
Ukraina-Crimea, Sangsi Ekonomi Rusia, ISIS berjaya
Ketika Crimea akan melakukan referendum untuk menentukan nasib dan masa depan rakyatnya, Uni Eropa dan NATO menunjukan sikap ambigu, menyiratkan ketidak yakinan untuk memenangkan hati rakyat Crimea melalui referendum. Dan mimpi buruk itupun terjadi, setelah diadakan referendum. Rakyat Crimea, dominasi penduduk Berbahasa Rusia, 90% lebih memilih bergabung dengan Rusia. Kali ini Barat menjadi benar-benar panik, ditengah kepanikan, wilayah lain yang berbatasan langsung dengan Rusia, dikawasan timur Ukraina, berkeinginan membentuk negara mandiri. Sementara ISIS mendapat keuntungan dari kekacauan dan situasi panik tersebut, dan berjaya. Berhasil memperluas pengaruh dan “wilayah pendudukan”. Serta bertambahnya kekuatan dan peralatan modern. Dari mana semua itu didapat???Hmmm...!
Apa yang terjadi ketika Presiden Obama berkendak memberi tekanan lebih berat terhadap sangsi ekonomi yang sudah dikenakan pada Rusia?
Ketika Capitalisme sedang menghadapi keruntuhan di dunia barat, menjatuhkan sangsi lebih berat terhadap Rusia merupakan tindakan ceroboh dan emosional, paling tidak itu menurut sebagian besar pengamat politik dan ekonom dunia. Ternyata, pendapat tersebut didengar oleh para pilitisi Uni Eropa. 7 Negara (Cyprus, Italy, Yunani, Hungaria, Slovakia, Austria, Spanyol; Sputniknews.com) menolak memperberat Sangsi Ekonomi terhadap Rusia, yang mencengangkan, Jerman dan Perancis juga memberi signal ketidak setujuannya. Dititik inilah kunci utama terjadinya “Badai Pengungsi” yang secara tiba-tiba melanda Uni Eropa. Penentangan dari beberapa negara ini menunjukan pengaruh AS mulai mengalami degradasi, hal itu mempermalukan dan merendahkan kedigdayaan para Dark Cabals, Globalist, dan Global Banksters, serta Petrodollar Corp, dan tentu para Elit AS. Apakah AS melakukan retaliasi menggunakan “Pengungsi” sebagai Senjata?
“Serangan Badai Pengungsi”:
Tatkala Perdana Menteri Libya Muammar Gaddafi (RIP) menghadapi bombardir yang dilakukan NATO, ia mengeluarkan “kutukan keramat” terhadap NATO. Dalam bentuk surat terbuka, diterima oleh Harian Zavra Rusia. Di bawah, bagian dari isi surat tersebut:
“Sekarang kalian dengar, orang-orang di NATO. Kalian membombardir tembok yang berdiri tegak penghadang perjalanan orang Afrika yang akan bermigrasi dan perjalanan para teroris Al Qaeda ke Uni Eropa. Tembok itu adalah Libya. Kalian hancurkan. Para Idiot, kalian akan dibakar di neraka karena perilaku kalian terhadap ribuan migran dari Afrika dan mendukung Al Qaeda. Itu pasti. Saya tidak pernah berbohong. Dan saya tidak berbohong saat ini.” - http://tass.ru/en/opinions/819928