Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Badai Pengungsi” Senjata menaklukan Elit Uni Eropa? Analisis, dan yang Harus Anda Tahu

28 September 2015   14:02 Diperbarui: 28 September 2015   15:06 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari penjelasan di atas, rasa-rasanya kita mulai mengetahui dan memahami bagaimana “Badai Pengungsi” bisa melanda Uni Eropa. 

Ukraina-Crimea, Sangsi Ekonomi Rusia, ISIS berjaya 

Ketika Crimea akan melakukan referendum untuk menentukan nasib dan masa depan rakyatnya, Uni Eropa dan NATO menunjukan sikap ambigu, menyiratkan ketidak yakinan untuk memenangkan hati rakyat Crimea melalui referendum. Dan mimpi buruk itupun terjadi, setelah diadakan referendum. Rakyat Crimea, dominasi penduduk Berbahasa Rusia, 90% lebih memilih bergabung dengan Rusia. Kali ini Barat menjadi benar-benar panik, ditengah kepanikan, wilayah lain yang berbatasan langsung dengan Rusia, dikawasan timur Ukraina, berkeinginan membentuk negara mandiri. Sementara ISIS mendapat keuntungan dari kekacauan dan situasi panik tersebut, dan berjaya. Berhasil memperluas pengaruh dan “wilayah pendudukan”. Serta bertambahnya kekuatan dan peralatan modern. Dari mana semua itu didapat???Hmmm...!

Dari kekalahan Barat di Ukraina (hilangnya Crimea, dan bangkitnya Donenks), pihak yang paling merasa dirugikan disini adalah AS. Untuk itu Pemerintahan Presiden Obama berkehendak menambah bobot sangsi ekonomi yang sudah dikenakan terhadap Rusia. Karena dianggap telah melampaui batas dan melanggar hukum internasional dengan menganeksasi Crimea. Disamping itu Presiden Putin, konsisten memberi dukungan pada Presiden Bashar al-Assad, dengan persenjataan modern dan pelatihan tentara.

Apa yang terjadi ketika Presiden Obama berkendak memberi tekanan lebih berat terhadap sangsi ekonomi yang sudah dikenakan pada Rusia?

Ketika Capitalisme sedang menghadapi keruntuhan di dunia barat, menjatuhkan sangsi lebih berat terhadap Rusia merupakan tindakan ceroboh dan emosional, paling tidak itu menurut sebagian besar pengamat politik dan ekonom dunia. Ternyata, pendapat tersebut didengar oleh para pilitisi Uni Eropa. 7 Negara (Cyprus, Italy, Yunani, Hungaria, Slovakia, Austria, Spanyol; Sputniknews.com) menolak memperberat Sangsi Ekonomi terhadap Rusia, yang mencengangkan, Jerman dan Perancis juga memberi signal ketidak setujuannya. Dititik inilah kunci utama terjadinya “Badai Pengungsi” yang secara tiba-tiba melanda Uni Eropa. Penentangan dari beberapa negara ini menunjukan pengaruh AS mulai mengalami degradasi, hal itu mempermalukan dan merendahkan kedigdayaan para Dark Cabals, Globalist, dan Global Banksters, serta Petrodollar Corp, dan tentu para Elit AS. Apakah AS melakukan retaliasi menggunakan “Pengungsi” sebagai Senjata? 

Adalah sangat salah jika ada anggapan Uni Eropa tidak layak diganjar banjir pengungsi dari negara lain. Uni Eropa sangat layak mendapat ganjaran tersebut, karena mereka juga andil dalam berbagai kekacauan di negara-negara Afrika selain Timur Tengah, baik politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Contoh, Libya dan berbagai negara di timur tengah, dan yang terakhir Syria.  

“Serangan Badai Pengungsi”:

Tatkala Perdana Menteri Libya Muammar Gaddafi (RIP) menghadapi bombardir yang dilakukan NATO, ia mengeluarkan “kutukan keramat” terhadap NATO. Dalam bentuk surat terbuka, diterima oleh Harian Zavra Rusia. Di bawah, bagian dari isi surat tersebut: 

“Sekarang kalian dengar, orang-orang di NATO. Kalian membombardir tembok yang berdiri tegak penghadang perjalanan orang Afrika yang akan bermigrasi dan perjalanan para teroris Al Qaeda ke Uni Eropa. Tembok itu adalah Libya. Kalian hancurkan. Para Idiot, kalian akan dibakar di neraka karena perilaku kalian terhadap ribuan migran dari Afrika dan mendukung Al Qaeda. Itu pasti. Saya tidak pernah berbohong. Dan saya tidak berbohong saat ini.” - http://tass.ru/en/opinions/819928

Whoaa... ternyata do’a dan kutukan PM M. Gaddafi (RIP), yang dianiaya tanpa perikemanusiaan hingga meninggal oleh kelompok barbar bayaran NATO, diterima oleh Yang Maha Kuasa dan terwujud, amiiin; Apapun agenda dibalik “Badai Pengungsi” tersebut. Libya saat ini sangat bertolak belakang situasi dan kondisinya, dibanding saat PM M. Gaddafy (RIP) yang memberi kemakmuran. Tidak aman, terpecah belah, pertikaian tanpa henti, seperti “sekelompok Hyena” bertempur dengan kelompok lainnya untuk memperebutkan kekuasaan dan wilayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun