Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Weapon of Mass Distraction” dan “Wag The Dog”

25 Juli 2014   21:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama, kalau para Hacker asing tersebut menggelembungkan hasil pemungutan suara sebanyak 4 juta suara, apa gunanya? Seluruh rakyat Indonesia tahu, bahwa perbedaan suara diantara kedua pasangan adalah 8 juta suara lebih. Pernyataan ini akhirnya akan berakibat buruk terhadap citrai mereka dimata masyarakat. Yang paling menyedihkan adalah pernyataan, “Hackers menggelembungkan suara”, kontradiktif dengan pernyataan Bareskrim Polri, bahwa para Hackers hanya melakukan kejahatan kriminal biasa (Common Cyber Crime) yang tidak berhubungan dengan Pilpres.

Kedua, Hackers Indonesia adalah salah satu Hackers yang paling disegani didunia, jadi hanya orang “Bodoh” yang menggunakan Hackers asing, dengan “membayar mahal”. Memang, adanya Hackers asing patut dipertanyakan, mungkin saja ada agenda tertentu, tapi itu semua sudah disanggah oleh Bareskrim Polri.

Ketiga, apabila para Hackers (terutama Indonesia) tidak terima dengan pernyataan dan merasa direndahkan atau difitnah, tentu mereka tidak segan-segan menyerang balik. Dalam kutur mereka tidak ada rumusan politik, kecuali dalam kondisi tertentu, sebagai contoh, mereka meretas website pemerintah Israel dengan alasan yang sangat khusus.

Pada dasarnya, kultur bangsa ini tidak memberikan kesempatan berkompetisi dengan cara-cara tersebut di atas. Kultur bangsa ini adalah kultur yang menjunjung tinggi nilai dan harkat kemanusiaan, kesopanan dan keramahan. Yang terjadi adalah fenomena baru yang diciptakan dan dibawa oleh orang-orang tertentu, untuk menghancurkan Tata Nilai Kehidupan Bangsa. Sebaiknya para politisi sadar dan mengevaluasi diri, jangan terus menerus menyakiti hati rakyat dan bangsa. Sebagian besar rakyat negeri masih berjuang keras untuk mengentaskan diri dari kemiskinan, sebagian lagi dibawah garis kemiskinan. Sadarlah!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun