Mohon tunggu...
Agustinus Triana
Agustinus Triana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Lampung

Menulis agar ada jejak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Selamat Datang, Koh Ahok

26 Desember 2018   23:00 Diperbarui: 26 Desember 2018   23:32 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun tulisan singkat ini tidak akan mengulas sosok Ahok sebagai media darling. Bukan juga ingin menampilkan romantisme pada sosok Ahok. Penulis hanya mencoba sedikit menguraikan beberapa hal tentang Ahok yang menarik bagi penulis.

Selama menjadi pejabat, Ahok adalah sosok yang kebijakannya konsisten dengan prinsip "Berani menjalankan perintah konstitusi bukan perintah konstituen" dan tampil dengan sifat asertif-nya.

Hal ini nampak pada beberapa kebijakannya. Untuk mengatasi kemacetan misalnya, Ahok pernah mengeluarkan larangan sepeda motor lewat jalan protokol. Kebijakan ini mulai diberlakukan pada akhir Desember 2014. Meski sebagian warga keberatan, Ahok kekeuh pada kebijakannya. Ahok percaya bahwa kedepannya warga Jakarta akan merasakan manfaat dari penerapan kebijakan ini.

Larangan menyembelih hewan kurban di sembarang tempat juga salah satu kebijakan Ahok yang ditentang oleh banyak pihak. Namun Ahok tetap berpegang pada aturan Intruksi Gubernur Nomor 168 Tahun 2015 tentang Pengendalian, Penampungan, dan Pemotongan Hewan.

Upaya Ahok mengatasi banjir di Jakarta juga tidak terlepas dari penolakan warga Jakarta. Relokasi warga Kampung Pulo contohnya. Relokasi ini bahkan diwarnai dengan penolakan dan bentrokan. Sebagian orang menyatakan bahwa Kampung Pulo tidak seharusnya digusur namun hanya perlu ditata. Ahok menolak, ia lebih yakin bahwa relokasi warga Kampung Pulo adalah salah satu jurus jitu mengatasi banjir di Jakarta.

Kebijakan Ahok yang sering melakukan bongkar pasang pejabat di DKI Jakarta dan mendapat sorotan DPRD, bagi Ahok adalah hal yang biasa saja. Ini adalah aktualisasi Ahok yang berprinsip bahwa ia perlu mengganti bawahannya yang tidak bisa bekerja demi pelayanan yang lebih prima. 

Kebijakan anggaran juga tidak main-main Ahok jalankan. Kita tentu masih ingat hiruk pikuk berita soal anggaran siluman. Ahok berani mengoreksi dan menyetop praktek anggaran yang diyakininya adalah anggaran siluman. Bagi Ahok, transparansi anggaran adalah amanah konstitusi.

Kita juga masih ingat berita heboh soal UPS yang kemudian  istilahnya dirubah menjadi USB oleh Haji Lulung. Soal UPS ini sempat membuat beberapa anggota DPRD DKI meradang. 

Meskipun banyak menimbulkan pro dan kontra, sejumlah kebijakan Ahok tentu saja ia jalankan bukan tanpa pedoman. Ahok lebih memilih menjalankan konstitusi atau aturan ketimbang menyenangkan para pemilihnya. Ahok memang sosok yang asertif, berani berkata ya itu iya dan tidak itu tidak.   

Hal lain yang menarik pada diri Ahok adalah usaha kerasnya memberikan pelayanan kepada banyak orang. Ahok berani bersikap bahwa ia milik semua orang. Ia berpegang pada prinsip bagaimana mendapatkan kepuasan dari pemenuhan kebutuhan dalam dirinya dengan cara memberikan potensi diri untuk orang lain. Ini adalah sikap aktualisasi moral tertinggi dari Ahok. Ahok menjadi model yang begitu bergairah dalam menjalankan kepercayaan publik.

Mungkin juga karena latar belakangnya yang  pengusaha, semangat entrepreneur Ahok begitu kuat mewarnai masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur Jokowi ataupun saat Ia menjabat sebagai Gubernur DKI. Sikap entrepreneur sejati ini ia buktikan dengan berani mengawal ide-idenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun