Mohon tunggu...
Agustinus Triana
Agustinus Triana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Lampung

Menulis agar ada jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibuisme dan Hari Ibu

18 Desember 2018   15:35 Diperbarui: 18 Desember 2018   20:30 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi garutnews.com

Angka 30% masih menjadi sesuatu yang berusaha dipenuhi. Bahkan angka Rp. 25.000,- sebagai pengganti bensin masih menjadi daya tarik kehadiran ibu-ibu di kegiatan desa.  Pada segi kualitas himbauan dan usulan dari kaum ibu-ibu masih belum menjadi ukuran.

Di bidang politik, masih sangat sulit bagi partai politik memenuhi kuota 30% calon anggota legislatif perempuan yang mereka usung. Kata para ahli ini akibat dari proses pengkaderan yang tidak berjalan di partai.  

Hal lain yang bisa menjadi kritik bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada persamaan gender baik yang difasilitasi negara maupun pihak ketiga, masih menempatkan kaum ibu sebagai objek bukan subjek dalam gerakan itu sendiri. Kegiatan pemberdayaan berjalan tidak dalam proses penyadaran bahwa kaum ibu adalah pelaku.

Pada sisi lain, keterlibatan kaum laki-laki dalam kegiatan pemberdayaan kaum ibu yang bertumpu pada persamaam gender, masih sangat minim. Cenderung terpisah, entah sengaja atau tidak. 

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada kesadaran persamaan gender menempatkan laki-laki dan perempuan tidak sebagai subjek yang sama. Akibatnya pada ranah private, kaum ibu tidak kuat menghadapi serangan hegemoni konservatisme agama.

Kepentingan modal juga banyak mewarnai kegiatan pemberdayaan ibu-ibu di Indonesia. Pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang didanai oleh lembaga donor tertentu bias dengan kepentingan. Tujuannya adalah mengamankan suplay chain dan arus modal. 

Kaum ibu akan diusahakan secara kuantitas dan kualitas berani menyampaikan usul di depan umum namun tidak lepas dari kepentingan modal. 

Targetnya adalah kepentingan modal masuk dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan baik di level desa sampai dengan kabupaten. Pada kasus ini, potensi desa tidak sepenuhnya muncul sehingga demokrasi desa tetap dibatasi pada skema modal.

Dari sekian kritik yang ada terhadap upaya membuka akses politik dan kesejahteraan sosial bagi kaum ibu sebagai upaya mengikis nilai-nilai “ibuisme”, maka hasil kegiatan pemberdayaan kaum ibu harus dinaikan level kualitasnya. 

Impact harus menjadi target hasilnya. Impact menyatakan perubahan kehidupan kaum perempuan dan laki-laki berdasarkan pada level kesadarannya. Inilah yang akan melawan kesadaran “ibuisme”.

Semoga peringatan Hari Ibu tahun ini menjadi momentum perlawanan kembali terhadap nilai-nilai ibuisme. Selamat Hari Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun