Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Kaum Terdahulu yang Dibinasakan dengan Bencana Alam

21 Januari 2025   12:34 Diperbarui: 21 Januari 2025   12:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu dikisahkan datanglah gempa menimpa mereka. Mereka pun mati bergelimpangan di reruntuhan rumah mereka. Kemudian Nabi Shalih meninggalkan mereka sambil berkata, 'Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat'."

Azab yang menimpa kaum Tsamud dimulai pada hari Kamis---hari pertama selama masa penantian tiga hari---wajah-wajah mereka berubah pucat pasi. Pada sore harinya, mereka meneriakkan, "Satu hari penantian itu telah berlalu." Selanjutnya pada hari kedua (Jumat), wajah mereka berubah merah. Lalu pada sore harinya mereka meneriakkan, "Dua hari penantian itu telah berlalu." Selanjutnya pada pagi hari ketiga (Sabtu), wajah mereka berubah hitam. Kemudian pada sore harinya mereka saling meneriakkan, "Masa penantian itu berlalu sudah."

Pada Ahad pagi, mereka mengenakan kamper, bersiap-siap, dan duduk menantikan azab, siksa, dan hukuman yang akan menimpa. Mereka tidak tahu akan diperlakukan seperti apa, dan dari arah mana siksaan itu tiba.

Saat matahari terbit, datanglah suara menggemuruh dari langit di atas mereka. Bumi yang ada di bawah mereka berguncang hebat, hingga nyawa mereka melayang. Semuanya diam tidak bergerak, suasana senyap tanpa suara. Mereka bergelimpangan di bawah reruntuhan rumah-rumah mereka. Mereka berubah menjadi bangkai-bangkai tanpa nyawa.

Adapun Nabi Shalih kemudian meninggalkan negerinya dan kaumnya. Menurut salah satu sumber, Nabi Shalih pindah ke tanah Haram, dan tinggal di sana hingga wafat.

Kaum Sodom Dibinasakan dengan Lemparan Batu dan Tanah Terbakar

Nabi Luth singgah di kota Sodom di negeri Ghaur Zaghar atas perintah dan izin dari Nabi Ibrahim. Sodom adalah ibukota negeri tersebut. Kota ini dihuni penduduk yang amat keji, amat ingkar, watak mereka sangat buruk. Mereka merampok, melakukan perbuatan keji di tempat-tempat pertemuan, tidak saling melarang perbuatan mungkar. Bahkan ada sumber menyebutkan mereka beradu kentut di pertemuan-pertemuan tanpa merasa malu.

Kaum Sodom juga melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan seorang manusia pun sebelumnya, yaitu homoseksual dan meninggalkan para wanita.

Dikisahkan bahwa azab Allah datang kepada kaum Nabi Luth pada waktu Subuh. Negeri Sodom dijungkirbalikkan oleh Allah. Belum cukup sampai di situ, mereka dihujani bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.

Allah mengazab kaum Sodom setelah Nabi Luth dan keluarganya keluar kota itu dengan selamat. Sementara tempat itu diubah oleh Allah menjadi danau dengan bau busuk menyengat dan bergelombang, yang pada hakikatnya adalah api yang berkobar. Airnya asin lagi pahit dan tidak bisa dimanfaatkan.

Allah kemudian menyucikan dan menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya, kecuali istrinya. Menurut salah satu sumber, istri Luth tinggal bersama kaumnya. Sumber lain menyebutkan, ia ikut keluar bersama suami dan kedua putrinya. Namun saat melihat suara menggelegar dan jatuhnya negeri tersebut, ia menoleh ke arah kaumnya, melanggar perintah Allah sejak dulu hingga saat itu. Ia mengucapkan, "Duhai kaumku!" Akhirnya, ia tertimpa batu hingga kepalanya pecah, dan menyusul kaumnya, karena memeluk agama kaumnya. Selain itu, ia juga berperan sebagai mata-mata yang menginformasikan adanya tamu di kediaman Nabi Luth.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun