Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pran dan Schanberg: Jurnalis yang Bertaruh Nyawa Mengabadikan Genosida di Kamboja

19 Juli 2024   10:28 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dith Pran saat berusaha melarikan diri (Film The Killing Fields)

Di tengah pelariannya, Pran sempat tertangkap oleh anggota Khmer Merah yang ternyata justru melindunginya. Selama tinggal dengan keluarga anggota Khmer Merah itu, Pran menyamar sebagai sopir taksi. Setelah tentara Vietnam Selatan masuk ke Kamboja membantu tentara nasional Kamboja memerangi Khmer Merah, anggota Khmer Merah yang mulai terdesak semakin banyak melakukan pembunuhan. Mengetahui hal tersebut, Pran melanjutkan pelariannya melintasi hutan dan pegunungan hingga ia berhasil sampai ke kamp militer pasukan Prancis untuk selanjutnya dievakuasi ke Thailand.

Perjumpaan Dith Pran dan Sydney H. Schanberg

Mengetahui Pran ada di Thailand, Schanberg yang telah menetap di AS segera terbang ke negara yang juga terletak di Asia Tenggara itu. Mereka lalu saling berbagi kisah selama mereka berpisah. Schanberg lalu meminta Pran ikut dengan dirinya ke AS untuk bersatu kembali dengan keluarganya. Selain itu, Schanberg mempromosikan sahabatnya ini untuk bekerja menjadi jurnalis foto di The New York Times, bergabung dengan dirinya. Pran dan istrinya, Ser Moeun Dith menjadi warga negara AS sejak tahun 1986.

Penderitaan Berbuah Penghargaan

Empat tahun setelah bergabung dengan The New York Times, perjalanan Dith Pran dan Sydney Schanberg menyintas genosida Kamboja diangkat ke layar lebar. Bukan hanya filmnya yang berjudul The Killing Fields yang memenangkan Piala Oscar, pemeran Dith Pran juga memenangkan Academy Award untuk kategori Aktor Pendukung Terbaik.

Dith Pran sendiri masih terus berjuang berkampanye untuk pengakuan terhadap korban genosida Kamboja. Ia juga menjadi pendiri dan presiden Dith Pran Holocaust Awareness Project. Dith Pran juga menulis buku tentang ladang pembantaian anak-anak Kamboja dan diterbitkan oleh Yale University (1997). Buku ini ditulis bersama Kim DePaul, wanita yang dinikahi setelah perceraiannya dengan Ser Moeun.

Atas segala usahanya memperjuangkan pengakuan terhadap korban genosida, Pran menerima Ellis Island Medal of Honor atau Medali kehormatan Pulau Ellis (1998). Sebagaimana sahabatnya, Sydney Schanberg juga diganjar beberapa penghargaan terutama karena liputannya tentang genosida dan perang termasuk di Kamboja. Di antara penghargaan itu adalah Pulitzer, George Polk, Overseas Press Club dan Sigma Delta Chi.

Dith Pran meninggal di kota New Brunswick, New Jersey, AS pada tahun 2008 dalam usia 65 tahun. Tiga bulan sebelumnya, dia didiagnosa menderita kanker pankreas. Adapun Sydney H. Schanberg meninggal di New York, AS pada tahun 2016 dalam usia 82 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun