Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Slobodan Milosevic: Sarjana Hukum dan Presiden yang Dihukum karena Genosida Bosnia

12 Juli 2024   06:10 Diperbarui: 12 Juli 2024   12:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Di antara ambisi Slobodan Milosevic yang akan menentukan perannya sebagai arsitek genosida adalah mewujudkan Serbia Raya. Milosevic bercita-cita menempatkan etnis Serbia sebagai pemimpin negara-negara bagian Yugoslavia. Demi mewujudkan visi ini, Milosevic mulai menempuh jalur konstitusional.

Hal pertama yang dilakukan adalah melalui mekanisme Kongres Liga Komunis Yugoslavia. Saat kongres ke-14 tahun 1990 itu, delegasi Serbia yang dipimpin Milosevic mendesak dikembalikannya Konstitusi 1974 yang memberi kekuasaan lebih kepada negara-negara bagian saat pemilihan. Konstitusi ini akan memberi peluang kepada etnis mayoritas untuk memenangkan kontestasi, berbeda dengan konstitusi yang sedang berlaku yakni "satu orang satu suara". Usulan delegasi Serbia ini mendapat penentangan terutama dari delegasi Slovenia dan Kroasia. Delegasi kedua negara bagian ini memutuskan walk out meninggalkan kongres. Ini juga menandai perpecahan di internal partai penguasa di Yugoslavia.

Perpecahan di internal partai penguasa ini diperparah dengan instabilitas politik nasional di Yugoslavia pasca meninggalnya Presiden Josip Broz Tito. Yugoslavia yang saat itu dipimpin oleh lembaga kepresidenan yang berjumlah delapan orang semakin menuju jurang perpecahan. Apalagi empat anggota kepresidenan itu merupakan pendukung Milosevic.

Akibat dari instabilitas politik yang tidak lepas dari manuver Milosevic, pada 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia yang delegasinya walk out saat kongres Liga Komunis Yugoslavia (1990) memutuskan memisahkan diri dari Yugoslavia (25 Juni 1991). Menyusul Macedonia (8 September 1991), dan Bosnia-Herzegovina (1 Maret 1992). Provinsi otonom Kosovo mengikuti langkah keempat negara bagian tersebut pada Mei 1992. Tersisa Serbia, Montenegro dan provinsi otonom Vojvodina yang tetap ingin mempertahankan bentuk federasi.

Meskipun ada empat negara bagian yang memisahkan diri dan satu provinsi otonom, Milosevic hanya mengarahkan pandangan mautnya ke Kosovo dan Bosnia-Herzegovina. Etnis Muslim Albania di Kosovo yang pertama merasakan tangan besi Milosevic, menyusul etnis Muslim di Bosnia-Herzegovina. Perbedaannya, di Kosovo, Milosevic langsung memerintahkan agresi yang menimbulkan genosida, sedangkan di Bosnia-Herzegovina, Milosevic mendukung milisi etnis Serbia dengan memberikan bantuan tentara.

Meski demikian, saat PBB dan NATO memediasi konflik untuk mengkhiri genosida yang sudah terjadi tiga tahun, Milosevic bersedia hadir. Milosevic lantas dipuji karena bersedia menghadiri Perundingan Dayton (1995). Ia mendapatkan apresiasi dari Dunia Barat sebagai salah satu pilar perdamaian di Balkan.

Presiden Yugoslavia

Puncak karir Slobodan Milosevic diraihnya pada tahun 1997 saat berhasil menduduki kursi kepresidenan Yugoslavia. Peluangnya meraih posisi tertinggi Yugoslavia juga ditunjang oleh komposisi negara bagian yang menyisakan Serbia dan Montenegro plus provinsi otonom Vojvodina. Dengan demikian, ambisinya mewujudkan Serbia Raya gagal total karena Slovenia, Kroasia, dan Macedonia terlanjur memisahkan diri. Tindakan keras ke Kosovo dan Bosnia-Herzegovina ternyata juga tak mampu meluluhkan mereka untuk bergabung kembali dengan Yugoslavia. Justru yang tersisa adalah kehancuran secara fisik dan mental serta penderitaan tiada tara.

Kelompok separatis etnis Albania yang sejak lama tidak pernah setuju dengan manuver Milosevic masih tetap menjadi ancaman. Puncaknya adalah perang yang terjadi tidak sampai setahun pasca Milosevic menjabat. Milosevic menggunakan kembali tangan besinya atas Kosovo sehingga memaksa NATO membombardir tentara Yugoslavia antara Maret hingga Juni 1999. Milosevic terpaksa menarik pasukannya dari Kosovo.

Ditangkap dan Diadili

 Tanda-tanda memudarnya karir Slobodan Milosevic sudah terlihat saat perolehan suara nyaris imbang pada Pemilu Yugoslavia tahun 2000, dengan kemenangan pemimpin oposisi Vojislav Kostunica. Meski awalnya sempat menolak kemenangan oposisi, tetapi tekanan publik membuat Milosevic menyerah. Akhirnya, Milosevic tumbang oleh kekuatan oposisi yang didukung oleh NATO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun