Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Cuitan" Fedi Nuril ke Bahlil Lahadalia: Mengkritisi Kebijakan atau Gaya Komunikasi?

7 Juni 2024   07:08 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:22 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaknai "Tantangan" Fedi Nuril

Jika dihubungkan dengan sosok Fedi Nuril yang selalu religius dalam setiap perannya ditambah dengan lowprofile dan sosoknya yang kalem dan tidak kita temukan gosip sedikit pun tentangnya. Ditambah kenyataan bahwa ia sangat menjaga diri dari "terlibat" dalam isu-isu politik maka isi cuitannya di twiter tidak boleh dimaknai sebagai penentangan terhadap kebijakan Presiden Jokowi. Tersirat dalam cuitan itu bahwa ia hanya tidak respect dengan kalimat yang dipilih oleh Menteri Bahlil Lahadalia yang menurutnya mengandung ancaman. Pertanyaan itu pun terkesan menggugah respon umum mahasiswa terhadap mereka yang tidak menyetujui keputusan memberikan konsesi kepada PBNU dengan pertanyaan, "Kalau ada yang tidak setuju, kalian mau apain dia?"

Jadi Fedi Nuril mencoba memberikan pesan tentang gaya berkomunikasi di hadapan publik dengan menggunakan standar komunikasi yang dipahami dan menjadi style-nya sebagai sosok yang cool calm meski jadi komedian juga di beberapa filmnya. Tentu Fedi Nuril juga harus mengingat satu hal bahwa Bahlil Lahadalia adalah seorang menteri sekaligus politisi sebuah partai yang mendukung pemerintahan Jokowi. Tentu saja ia akan menggunakan gaya komunikasi yang tidak sama dengan gaya komunikasi orang pada umumnya, apalagi gaya komunikasi seorang aktor terpuji yang selalu memerankan sosok protagonis.

Satu hal lagi yang menjadi pendukung bahwa Fedi Nuril tidak respect pada gaya komunikasi berkonotasi negatif adalah saat dirinya pernah "curhat" tentang mudahnya orang marah di media sosial dan memaki-maki orang lain, bahkan termasuk pada orang yang mereka tidak kenal. Ia lalu mengaku tidak ingin menjadi sosok seperti itu.

"Bukannya ada masalah dan langsung menghakimi atau bully. Kita harus punya perhatian kenapa seseorang melakukan sesuatu hal. Saat kita tahu masalahnya apa, mari kita bantu, bukan malah dikucilkan atau dihakimi," ujarnya disela-sela meet and greet film ayat-ayat cinta tahun 2017 silam (Kompas.com, 27/12/2017).

Maka hal ini semakin menguatkan persepsi kita bahwa pemeran Fahri yang penyabar ini tidak bermaksud "menantang" seorang menteri apalagi presiden. Ia hanya menyayangkan gaya komunikasi seorang menteri yang dinilainya tidak pantas diungkapkan di depan publik. Dengan demikian, kedua pihak baik aktor Fedi Nuril maupun menteri Bahlil Lahadalia harus memahami gaya komunikasi masing-masing, karena gaya komunikasi sangat ditentukan oleh "peran" masing-masing individu dalam kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun