Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Refleksi Film Vina Sebelum 7 Hari: Cinta, Bully atau Dendam?

17 Mei 2024   10:14 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:25 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul film Vina Sebelum 7 Hari

Kematian sepasang kekasih, Vina Dewi (Vina) dan Muhammad Rizki (Eki) yang berdomisili di Cirebon kembali menyita perhatian. Peristiwa tragis yang terjadi pada 27 Agustus 2016 itu awalnya dilaporkan sebagai kecelakaan lalu lintas. Tetapi dalam perkembangan kasusnya, hasil penyelidikan polisi mengungkapnya sebagai kasus pembunuhan serta pemerkosaan. Kini kasus ini kembali menggemparkan pasca viralnya suara arwah Vina yang diduga merasuki tubuh sahabatnya. Rekaman suara itu, penulis dapatkan di chanel berita Viva.co.id dengan informasi bahwa rekaman itu berasal dari akun Tiktok @adityaseptyaan.

Vina menjelaskan tangannya patah dipukul balok besar. Kepalanya dibenturkan ke motor lalu ke aspal. Saat Eki hendak menolong, ia juga menjadi korban kekejian para pelaku. Eki bahkan dipaksa menyaksikan Vina diperkosa para pelaku. Setelah itu, kaki Vina dilindas pakai motor. Vina menambahkan bahwa salah satu pelaku sekaligus teman Eki yakni Egi suka pada Vina, tetapi ia meludahi mukanya. Egi menjadi dendam, setelah Vina meludahi dirinya.

Vina menjelaskan bahwa belum semua pelaku ditangkap. Ia juga menginginkan agar semua pelaku dihukum mati. Vina juga menyebutkan bahwa otak utama penganiayaan dan pembunuhan terhadap dirinya adalah Egi yang kabur ke Jakarta. Ia juga menyangka kalau Egi seorang anak polisi.

Rekaman suara inilah yang membuat saya mencari film "Vina Sebelum 7 Hari" yang sudah pernah diputar di bioskop. Awalnya, saya kesulitan mendapatkannya karena beberapa chanel yotutube yang menuliskan judul yang sama, tetapi kontennya bukan film sebagaimana yang pernah diputar di bioskop. Setelah menonton filmnya hingga tuntas, penulis mencoba membuat refleksinya.

Di awal-awal film kita diperlihatkan dengan sosok Vina dan Linda di sebuah salon milik tante Linda. Vina meminta rambutnya disambung setelah ia dibully oleh Tika dan teman-temannya dengan cara rambutnya ditempel permen karet. Akibatnya rambut yang ditempeli permen karet itu harus digunting lalu disambung dengan rambut lain. Tika adalah cewek Egi yang cemburu melihat Egi yang juga suka pada Vina. Bahkan Vina sempat menerima pemberian es krim dari Egi dan karena inilah Linda menegurnya.

Film juga memperlihatkan perlakuan Egi terhadap Vina yang sudah mengarah pada pelecehan, akibatnya Vina meludahi muka Egi. Suatu malam, saat Vina yang dibonceng oleh Eki tiba di Taman Sumber untuk menyerahkan sebuah paket pada teman Eki, mereka dikejar oleh Egi dan teman-teman geng motornya. Vina dan Eki dipukul dengan balok dari belakang. Keduanya terjatuh dan terjadilah penganiayaan disertai pemerkosaan sebagaimana diterangkan oleh suara yang ditengarai arwah Vina yang merasuki sahabatnya Linda.

Vina merasuki Linda karena kecewa sahabatnya itu tidak hadir saat pemakamannya, tetapi tante Linda justru menjelaskan bahwa arwah Vina sebelum tujuh hari masih hadir di sekitar mereka dan akan meminta menuntaskan beberapa hal yang belum tuntas. Misalnya akan meminta agar, behel giginya dicabut dan sambungan rambutnya dibuka. Termasuk kemudian Vina menerangkan bagaimana penganiayaan dan pembunuhan terhadap dirinya terjadi sambil menyebutkan pelaku-pelakunya.

Cinta, Bully dan Dendam

Jika berdasarkan alur film, maka kesimpulan cinta segitiga terlalu dini untuk dikemukakan, sebab antara korban Vina dan pelaku Egi tidak ada hubungan asmara. Meski Egi pernah menyukai Vina tetapi Vina tidak pernah meresponnya. Mungkin saat Vina menerima es krimnya itulah yang dijadikan momen oleh Egi bahwa, Vina memberinya harapan.

Lalu mengapa disebut bully? Di film juga diperlihatkan salah satu momen saat Vina "curhat" pada neneknya tentang dirinya yang dibully. Saat itu neneknya meminta Vina untuk membalas, bahkan sekalipun jika pelakunya laki-laki. Vina lalu meminta pada neneknya agar tenang karena dirinya sudah membalasnya.

Bagaimana dengan motif dendam? Ini juga bisa menjadi motif jika kita menyimak filmnya. Egi dendam setelah cintanya ditolak, bahkan mukanya pernah diludahi oleh Vina di hadapan teman-temannya.

Jika dendam adalah motifnya, maka perbuatan Egi dan teman-teman geng motornya tetap tidak bisa ditolerir sebagai pembalasan yang pantas. Jika perlakuan mereka sebagaimana yang ditampilkan dalam film "Vina Sebelum 7 Hari" itu adalah benar, maka ini bukan lagi penganiayaan tetapi lebih pantas disebut pembantaian.

Kita berharap semoga pihak kepolisian segera menuntaskan kasus yang sudah terjadi sekitar delapan tahun lalu. Pihak berwajib juga harus segera membuka kasus ini dengan terang terutama peran dan keberadaan sosok Egi yang dalam film dominan memperlihatkan peran sebagai otak dan pelaku sadisme yang merenggut korban jiwa Vina dan Eki.

Kepolisian beralasan kesulitan menemukan jejak tiga pelaku yang masih buron karena kesulitan mengetahui identitas asli mereka. Berdasarkan pemeriksaan saksi dan fakta persidangan, kepolisian baru mengetahui inisial mereka yaitu Dani, Andi dan Pegi atau Perong.

Terbaru, Bareskrim Polri sudah membentuk tim untuk membantu Polda Jawa Barat memburu tiga tersangka pelaku yang masih buron sebagaimana diberitakan oleh video Kompas.com (17/5/2024). Kita berharap kepolisian dapat mengungkap kasus ini seterang-terangnya, apalagi kasus ini kembali viral dan terlanjur menyita perhatian publik, bahkan netizen sudah berinisiatif "memburu" tersangka Egi di dunia maya.

Belakangan, Tribun Bengkulu (16/5/2024) memberitakan bahwa warganet memperbincangkan pemilik sebuah akun facebook dan tik tok karena nama dan sosoknya yang mirip dengan Egi. Ciri-ciri yang disorot oleh warganet bukan hanya alamatnya yang juga di Cirebon, tetapi karena hobinya naik motor dan bergabung dengan geng motor. Menyadari dirinya jadi sorotan, ia pun mengonfirmasi bahwa dirinya bukanlah Egi yang menjadi pelaku pembunuhan Vina. Ia bahkan telah mendatangi Polres untuk klarifikasi dan meminta perlindungan.

Apakah hasil penyidikan kasus ini atau fakta di persidangan berkesesuaian dengan film? Hal ini tentu masih harus ditelisik lebih lanjut, sebab hasil penelusuran penulis ada beberapa hasil dakwaan terhadap para tersangka atau fakta di persidangan yang berbeda dengan film. Artinya film Vina Sebelum 7 Hari bisa dijadikan tambahan wawasan tentang bagaimana peristiwa sadis itu terjadi tetapi film tersebut tidak boleh kita yakini sesuai dengan fakta hukum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun