Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

5 Amalan Penting agar Ramadhan Tidak Sekadar Lapar dan Dahaga

9 Maret 2024   12:20 Diperbarui: 9 Maret 2024   12:32 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan (sumber: Kompas.com)

Sebentar lagi kita akan segera bertemu Ramadhan, tentu amalan pertama yang harus disegerakan sebelum memasuki bulan suci ini adalah menuntut ilmu tentang Ramadhan khususnya tentang puasa. Sebab jika kita keliru menjalankan ibadah istimewa ini maka bisa jadi kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Sumber ilmu pun harus diperhatikan agar kita tidak menemukan ilmu yang justru mengurangi nilai puasa kita. Itulah sebabnya pada tulisan kali ini kami menyajikan ulasan tentang puasa bersumber dari kitab berjudul Aqbalta ya Ramadhan yang telah diterjemahkan menjadi RAMADHAN, Agar Tak Sekedar Lapar dan Dahaga yang ditulis oleh ulama sekaligus intelektual Muslim kontemporer Dr. A'idh Al-Qarni, M.A. Penulis kitab La Tahzan ini menguraikan beberapa hal praktis agar menjalani puasa tidak sekedar lapar dan dahaga. Berikut ini kami ringkaskan:

Berpuasalah untuk Mengetahui Kejujuran Iman Anda

Syarat puasa (shaum) diturunkan agar kita memahami bahwa dengan shaum Allah hendak menguji keimanan kita, Allah ingin menguji apakah kita jujur (shiddiq) kepada-Nya ataukah tidak.

Dia pasti mengetahui siapakah yang jujur pada saat puasa dan pada saat selain puasa, siapa yang berdusta pada saat puasa dan pada saat selain puasa. Oleh karena itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Syaikhani dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Setiap amal bani Adam adalah baginya kecuali puasa, sesungguhnya ia bagi-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya."

Maksudnya, puasa itu adalah rahasia antara Anda dan Allah, bisa saja Anda makan saat berpuasa dan tidak ada seorang pun mengetahuinya, bisa saja Anda minum pada saat tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, bisa saja Anda bersembunyi di sebuah ruangan yang tertutup lalu menyantap berbagai hidangan yang Anda inginkan.

Awali Puasa (Shaum) Anda dengan niat yang ikhlas

Hendaklah kita mengawali shaum dengan berniat yang ikhlas, karena tidak ada pahala bagi orang yang tidak punya niat. Ada sebagian orang yang melaksanakan ibadah, shalat atau puasa, tapi hanya didasari oleh adat-istiadat dan kebiasaan orang tua mereka.

Dengan kata lain, ia berpuasa karena orang lain puasa, ia haji karena orang lain haji dan ia bauar zakat karena orang lain juga bayar zakat. Ini adalah perbuatan taklid yang tidak sepatutnya dilakukan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sudah seharusnya Anda hanya berpuasa untuk Allah semata, dengan penuh keridhaan hati terhadap ibadah syiar din Allah SWT ini.

Kita harus menghadirkan niat dalam puasa. Bila waktu berbuka telah tiba, niatkanlah bahwa Anda telah mempersembahkan satu hari di antara sekian banyak hari-hari indah yang dianugerahkan Allah di dalam hidup Anda.

Niatkan pula bahwa Anda telah berpuasa untuk Allah sembari berdoa, "Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, dan atas rezeki-Mu aku berbuka, maka terimalah (puasa) dariku ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." 

Jangan Anda Habiskan Hari-hari Shaum Anda dengan Tidur

Tidak sepatutnya menjadikan seluruh waktu siang untuk tidur, dan seluruh waktu malam untuk hal sia-sia, dan perbuatan tiada guna. Karena ada sebagian orang yang apabila waktu malam tiba, ia gunakan untuk mangkal di kafe-kafe dan klub-klub bersama teman-teman jahat. Ia habiskan malamnya dalam permainan-permainan yang membuang-buang waktu dan menghakangi dari berzikir kepada Allah SWT.

Banyak Membaca Al-Qur'an

Adalah Imam Malik, apabila telah masuk bulan Ramadhan, beliau menutup buku-bukunya dan tidak menerima permintaan fatwa dan dialog dengan orang lain seraya berkata, "Ini bulan Ramadhan, ini adalah bulan Al-Qur'an." Kemudian beliau menetap di masjid hingga bulan Ramadhan berlalu.

Begitu juga dengan Imam Ahmad bin Hambal, seorang yang zahid, 'abid dan imam Ahlussunnah wal Jamaah, apabila telah masuk bulan Ramadhan, beliau masuk masjid dan menetap di situ dengan beristighfar dan bertasbih. Setiap kali wudhunya batal, beliau memperbarui wudhunya.

Ibnu  Mas'ud berkata, "Demi Allah, tidaklah seseorang duduk bersama Al-Qur'an melainkan ia telah bertambah atau berkurang. Karena dengan membaca Al-Qur'an akan menambah keimanan dan keyakinannya, atau memohon kepada Allah ampunan sehingga berkuranglah dosa-dosanya.

Nabi SAW bersabda,

"Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pelakunya, bacalah 'Az-Zahrain' yaitu surah Al-Baqarah dan Ali Imran, karena sesungguhnya pada hari kiamat keduanya akan datang bagaikan dua gugusan awan putih atau dua kelompok burung yang membentangkan sayapnya dan akan membela para pembacanya."

Perbaruilah Taubat Kita

Di antara kewajiban kita pada bulan Ramadhan adalah memperbarui taubat kita kepada Allah. Nabi SAW bersabda sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah: "Antara setiap shalat lima waktu, dari shalat Jumat sampai Jumat selanjutnya, dari Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya; adalah penghapus dosa di antara masing-masingnya, selama tidak melakukan dosa besar."

Begitulah, Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan namun tidak berlarut-larut. Akan tetapi, berkenaan dengan dosa besar haruslah dengan taubat.

Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadikan puasa dan Ramadhan kita tidak sekadar lapar dan dahaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun