Menurutnya, warga NU terpecah menjadi tiga pada Pilpres 2024 sesuai dengan jumlah pasangan calon. Mereka yang fanatik dengan PKB otomatis mengikut pada Muhaimin Iskandar yang berpasangan dengan Anies Baswedan. Bagi yang taat ke struktural bisa ikut PBNU ke Prabowo-Gibran dengan pura-pura netral.Â
Terakhir, mereka yang menjunjung tinggi kultural dan lebih rasional akan mendukung Ganjar-Mahfud. Dengan demikian, menurutnya siapapun nanti yang akan terpilih tetap ada warga NU yang akan membela mereka.
Penelusuran penulis ke beberapa sumber, memang tidak ada paslon tanpa tokoh NU sebagai tim sukses mereka. Meski demikian, jika dikalkulasi sebagian besar mereka berada di barisan Prabowo-Gibran termasuk tokoh-tokoh tenar seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Ali Masykur Musa, hingga Nusron Wahid.Â
Apakah ini ada hubungannya dengan Jokowi Efec yang pernah dikemukakan oleh salah seorang pengamat? Perlu ada ulasan khusus tentang ini sebelum disimpulkan, yang jelas jumlah tokoh NU di barisan paslon belum tentu berbanding lurus dengan pilihan warga NU secara umum.Â
Setidaknya inilah yang terlihat pada survei Litbang Kompas yang justru menghasilkan data bahwa warga NU lebih memilih memberikan suaranya pada pasangan Ganjar-Mahfud. Mereka inilah yang oleh Guru Besar Unair, Prof. Henry Subiakto disebut sebagai pemilih kultural dan rasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H