Ke Mana Suara PWNU Jawa Timur?
Sebelum deklarasi pasangan Anies-Muhaimin, survei terhadap Nahdliyin (warga NU) di Jawa Timur menghasilkan data bahwa mereka tidak menjadikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pilihan utama dalam Pilpres 2024 ini.
Beberapa lembaga survei dimaksud seperti LSI Denny JA menemukan data bahwa Nahdliyin lebih memfavoritkan PDIP, sedangkan PKB menjadi pilihan ketiga mereka setelah Gerindra.
Begitupun hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023 yang menunjukkan bahwa PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih Nahdliyin di Jawa Timur disusul Gerindra, Demokrat, lalu PKB dan terakhir Golkar.
Meski sudah ada hasil survei tentang pilihan politik warga NU, tetapi Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur tetap berpendirian sama dengan PBNU. Mereka menegaskan tidak memiliki kapasitas mengarahkan kaum Nahdiyin non-struktural ke pasangan capres-cawapres tertentu.
Bagi penulis, tidak mengherankan jika warga dan tokoh NU menjadi rebutan dalam setiap perhelatan Pilpres. NU adalah organisasi massa umat Islam terbesar di Indonesia.Â
Saat berbentuk partai politik, ormas ini pernah memenangkan Pemilu 1955. Tokoh-tokohnya pun banyak berperan penting sejak masa-masa negara ini dirintis.Â
Dalam sejarah pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia, beberapa tokoh NU juga pernah "digaet" menjadi calon wakil presiden (cawapres) dan terpilih menjadi wakil presiden seperti Hasyim Muzadi, Hamzah HAZ dan Ma'ruf Amin.
Akankah Muhaimin Iskandar mengulangi kesuksesan tokoh-tokoh NU sebelumnya? Tentu ini masih menjadi tanda tanya besar, sebab meskipun ia lahir dari rahim NU dan merupakan cucu pendiri NU tetapi ia lebih identik dengan PKB daripada NU. Mungkin inilah sebabnya, dukungan Nahdliyin, terutama di Jawa Timur tidak bulat ke PKB.
Terbaru: Kata Pakar tentang NU yang Terbelah
Analisa menarik dikemukakan oleh Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Prof. Henri Subiakto sebagaimana dikutip Fajar dari aplikasi X @henrysubiakto (18/1/2024).Â