Fakta terbaru bahwa perang belum menunjukkan tanda segera berakhir adalah rapat kabinet perang Israel yang turut dihadiri oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Di awal pertemuan, Netanyahu membacakan surat dari keluarga tentara Israel yang tewas lalu Netanyahu berjanji akan melanjutkan perang hingga akhir. Ia juga sangat yakin dapat menghabisi Hamas dan membebaskan semua sandera. Juga memastikan bahwa Gaza tidak akan menjadi pusat teror. Adapun kesepakatan yang dihasilkan dalam rapat yang digelar pada Senin, 18 Desember 2023 itu adalah perubahan nama "Operasi Pedang Besi" atau Operation Swords of Iron menjadi perang. Operasi Pedang Besi sendiri telah berlangsung selama dua bulan dan merupakan balasan terhadap Operasi Badai Al-Aqsha Hamas pada 7 Oktober 2023.
Adapun beberapa nama alternatif untuk menggantikan Operasi Pedang Besi adalah Perang Gaza, Perang Simchat Torah, dan Perang Genesis. Apapun nama yang dipergunakan nantinya, Netanyahu berkeinginan perang tersebut akan dikenang oleh dunia internasional. Tujuannya agar perang tersebut dikenang sebagai perang yang signifikan bukan sekadar sebuah operasi.
Mengubah nama operasi menjadi perang sudah pernah terjadi sebelumnya, seperti Perang Lebanon Kedua (2006) yang awalnya bernama Operasi Remisi Saja lalu Operasi Perubahan Arah. Meski demikian, perubahan kali ini menimbulkan pertanyaan, apakah karena Netanyahu ingin dikenang namanya sebagai pencetus perang atau karena Netanyahu malu karena kekalahan terus-menerus dalam Operasi Pedang Besi?
Kedua alasan ini tentu masing-masing punya argumen. Pertama, seperti yang telah disinggung bahwa perubahan operasi menjadi perang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kedua, perubahan ini terjadi menyusul kekalahan yang diderita Israel sehingga nama Operasi Pedang Besi harus diganti karena identik dengan kekalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H