Jika mau dirunut ke masa yang lebih awal, maka tentu kita semua masih ingat dengan Revolusi Prancis abad ke-18. Rakyat Prancis ketika itu turun ke jalan menyuarakan ketimpangan sosial yang terutama disebabkan oleh diskriminasi yang dilakukan oleh raja dan kaum bangsawan bersama para pendeta.Â
Mereka yang menjadi korban praktik diskriminasi ini adalah pengusaha kaya (Borjuis), kaum intelektual dan rakyat jelata yang dibebani berbagai macam pajak. Tentu saja yang paling menderita adalah rakyat jelata disebabkan kewajiban membayar pajak yang menekan kehidupan mereka.
Rakyat Prancis yang saat itu diinspirasi oleh beberapa pemikir seperti Montesquie, J.J. Rosseau dan Voltaire juga menuntut penghapusan monarki absolut yang ditengarai menjadi penyebab krisis di negara mereka.Â
Sebagai gantinya, mereka menuntut Monarki Konstitusi. Bukan hanya turun ke jalan, mereka juga melakukan penyerangan terhadap tempat-tempat yang dianggap sebagai simbol kesewenangan raja dan para bangsawan.Â
Puncaknya pada 14 Juli 1789 mereka melakukan penyerangan terhadap Penjara Bastille yang menjadi simbol absolutisme. Pada penyerangan itu mereka membebaskan para tahanan politik, membunuh para penjaga dan merebut sejumlah amunisi.Â
Tidak cukup sampai di situ, mereka juga menyerbu istana raja di Versaille serta sejumlah rumah bangsawan kaya dan menjarah harta mereka. Bahkan yang paling diingat dalam sejarah adalah saat mereka memenggal kepala raja mereka, Louis XVI bersama istrinya Madame Maria Antoinette yang juga ikut berperan menciptakan krisis di Prancis dengan gaya hidupnya yang glamour.Â
Keduanya dieksekusi menggunakan Guillotine, alat pemenggal kepala yang telah ada sebelum masa Revolusi Prancis untuk mengeksekusi para terdakwa dengan cepat.Â
Alat yang diperkirakan telah mengeksekusi sekitar 40.000 orang pada masa Revolusi Prancis ini terakhir dipergunakan pada 1977. Â Guillotine atau gillete kemudian diadopsi menjadi silet dalam bahasa Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H