Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rusia-Ukraina hingga G-20: Terjebak Amerika atau Politik Bebas Aktif?

12 November 2022   04:50 Diperbarui: 14 November 2022   00:45 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia menekankan bahwa Indonesia telah masuk dalam jebakan Amerika Serikat. Tahapan selanjutnya, Amerika Serikat akan meminta Indonesia untuk ikut menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia. 

Padahal seharusnya Indonesia menjaga jarak di antara dua negara yang bertikai. Menurutnya ada dua sikap yang tepat terkait resolusi. 

Pertama, mendorong gencatan senjata bukan mengutuk. Kedua, perdamaian harus dilakukan.

Netizen dan Parlemen Indonesia Lebih Pro-Rusia?

Berbeda dengan pemerintahnya, banyak media telah menyorot keberpihakan rakyat Indonesia yang lebih pro-Rusia, khususnya warganet. 

Hal ini bahkan selama dua pekan mendominasi pemberitaan, dibuktikan dengan unggahan di sosial media terutama youtube. 

Keberpihakan netizen Indonesia kepada Rusia bukan hanya disorot oleh media tetapi juga oleh Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra melalui artikel yang dipublish The University of Melbourne. 

Keberpihakan rakyat yang dinilai pro-Rusia ternyata diikuti oleh wakil mereka di Parlemen. Hal ini terlihat dari penolakan delegasi DPR menolak proposal resolusi yang ditawarkan parlemen negara-negara Eropa yang dinilai terlalu menghakimi Rusia.

Presiden Jokowi: Indonesia Masih Berpegang pada Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Tidak lama lagi Indonesia sebagai Presiden G-20 akan menjadi tuan rumah KTT G-20 tepatnya 15-16 Nopember mendatang. 

Presiden Jokowi bersama Joe Biden. Sumber: Kompas.com
Presiden Jokowi bersama Joe Biden. Sumber: Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun