Ia menekankan bahwa Indonesia telah masuk dalam jebakan Amerika Serikat. Tahapan selanjutnya, Amerika Serikat akan meminta Indonesia untuk ikut menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia.Â
Padahal seharusnya Indonesia menjaga jarak di antara dua negara yang bertikai. Menurutnya ada dua sikap yang tepat terkait resolusi.Â
Pertama, mendorong gencatan senjata bukan mengutuk. Kedua, perdamaian harus dilakukan.
Netizen dan Parlemen Indonesia Lebih Pro-Rusia?
Berbeda dengan pemerintahnya, banyak media telah menyorot keberpihakan rakyat Indonesia yang lebih pro-Rusia, khususnya warganet.Â
Hal ini bahkan selama dua pekan mendominasi pemberitaan, dibuktikan dengan unggahan di sosial media terutama youtube.Â
Keberpihakan netizen Indonesia kepada Rusia bukan hanya disorot oleh media tetapi juga oleh Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra melalui artikel yang dipublish The University of Melbourne.Â
Keberpihakan rakyat yang dinilai pro-Rusia ternyata diikuti oleh wakil mereka di Parlemen. Hal ini terlihat dari penolakan delegasi DPR menolak proposal resolusi yang ditawarkan parlemen negara-negara Eropa yang dinilai terlalu menghakimi Rusia.
Presiden Jokowi: Indonesia Masih Berpegang pada Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Tidak lama lagi Indonesia sebagai Presiden G-20 akan menjadi tuan rumah KTT G-20 tepatnya 15-16 Nopember mendatang.Â