Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dracula: Sejarah dan Kontroversi Penguasa Haus Darah

24 Oktober 2022   20:26 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:43 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Vlad III Dracula di antara para bangsawan yang pernah berkuasa di Transylvania. Sumber: Transmedia

Berselang tiga tahun setelah 1.000 pasukan Turki dibantai oleh Dracula, Mehmed II mengirimkan 60 ribu prajurit ke Wallachia---ada juga yang menyebut 90 ribu. 

Meski Mehmed II ikut serta, pemimpin pasukan besar ini tidak lain adalah Radu, adik Dracula yang telah menjadi salah seorang panglima Janissary. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan orang yang paham dengan seluk-beluk hutan dan daratan Rumania untuk bisa mengalahkan Dracula.

Mendengar hal ini, Dracula justru menyiapkan hadiah istimewa kepada pasukan Turki yang dipimpin oleh sang adik. Ia memerintahkan penangkapan dan pembunuhan rakyat Turki yang tersisa di Wallachia. 

Mereka dibunuh dengan cara disula, setelah itu mayat-mayat mereka diseret ke tepi sungai lalu dipancang di kiri kanan jalan untuk menyambut pasukan Turki.

Pemandangan ini sempat membuat mental pasukan Turki jatuh, tetapi Mehmed II berhasil membangkitkan semangat mereka setelah ia menerjang musuh dengan berani. 

Pasukan Turki bahkan berhasil mendesak pasukan Dracula hingga ke benteng mereka di tepi sungai Agres. Benteng ini dikepung oleh pasukan Turki, tetapi Dracula berhasil lolos dari pengepungan. 

Ia melarikan diri ke kerajaan Hungaria meminta perlindungan kepada Janos Hunyadi, bekas musuhnya. Adapun Radu ditunjuk menggantikan kakaknya memimpin Wallachia, namun ia dibunuh secara licik oleh sekutu kakaknya.

Benteng Poenari di ketinggian pegunungan di tepi sungai Agres. Sumber: 4K-Alex
Benteng Poenari di ketinggian pegunungan di tepi sungai Agres. Sumber: 4K-Alex
Meski berhasil merebut kembali Wallachia 14 tahun kemudian (1476), Dracula tewas di tahun yang sama dalam pertempuran Perang Salib melawan Mehmed II di tepi Danau Snagov---menurut salah satu sumber ia dibunuh oleh prajurit Janissary. 

Setelah dipenggal, badannya dikuburkan di Biara Snagov sedangkan kepalanya dibawa ke Konstantinopel untuk dipertunjukkan kepada rakyat. 

Kekalahan Dracula tidak terlepas dari jumlah pasukannya yang kecil akibat sekutunya meninggalkan Wallachia dengan membawa sebagian besar tentaranya. Selain itu, Dracula tidak mendapat dukungan rakyat, meski di akhir masa pemerintahannya ia telah berusaha mengurangi kekejamannya.

Bran Castle di kota Brasov, Rumania diyakini pernah menjadi istana Dracula. Sumber: cnnindonesia.com
Bran Castle di kota Brasov, Rumania diyakini pernah menjadi istana Dracula. Sumber: cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun