Berselang tiga tahun setelah 1.000 pasukan Turki dibantai oleh Dracula, Mehmed II mengirimkan 60 ribu prajurit ke Wallachia---ada juga yang menyebut 90 ribu.Â
Meski Mehmed II ikut serta, pemimpin pasukan besar ini tidak lain adalah Radu, adik Dracula yang telah menjadi salah seorang panglima Janissary. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan orang yang paham dengan seluk-beluk hutan dan daratan Rumania untuk bisa mengalahkan Dracula.
Mendengar hal ini, Dracula justru menyiapkan hadiah istimewa kepada pasukan Turki yang dipimpin oleh sang adik. Ia memerintahkan penangkapan dan pembunuhan rakyat Turki yang tersisa di Wallachia.Â
Mereka dibunuh dengan cara disula, setelah itu mayat-mayat mereka diseret ke tepi sungai lalu dipancang di kiri kanan jalan untuk menyambut pasukan Turki.
Pemandangan ini sempat membuat mental pasukan Turki jatuh, tetapi Mehmed II berhasil membangkitkan semangat mereka setelah ia menerjang musuh dengan berani.Â
Pasukan Turki bahkan berhasil mendesak pasukan Dracula hingga ke benteng mereka di tepi sungai Agres. Benteng ini dikepung oleh pasukan Turki, tetapi Dracula berhasil lolos dari pengepungan.Â
Ia melarikan diri ke kerajaan Hungaria meminta perlindungan kepada Janos Hunyadi, bekas musuhnya. Adapun Radu ditunjuk menggantikan kakaknya memimpin Wallachia, namun ia dibunuh secara licik oleh sekutu kakaknya.
Meski berhasil merebut kembali Wallachia 14 tahun kemudian (1476), Dracula tewas di tahun yang sama dalam pertempuran Perang Salib melawan Mehmed II di tepi Danau Snagov---menurut salah satu sumber ia dibunuh oleh prajurit Janissary.Â
Setelah dipenggal, badannya dikuburkan di Biara Snagov sedangkan kepalanya dibawa ke Konstantinopel untuk dipertunjukkan kepada rakyat.Â
Kekalahan Dracula tidak terlepas dari jumlah pasukannya yang kecil akibat sekutunya meninggalkan Wallachia dengan membawa sebagian besar tentaranya. Selain itu, Dracula tidak mendapat dukungan rakyat, meski di akhir masa pemerintahannya ia telah berusaha mengurangi kekejamannya.