Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dracula: Sejarah dan Kontroversi Penguasa Haus Darah

24 Oktober 2022   20:26 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:43 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Poenari di ketinggian pegunungan di tepi sungai Agres. Sumber: 4K-Alex

Mehmed II yang menggantikan ayahnya di periode kedua pemerintahannya (1451-1481) dan setelah berhasil merebut Konstantinopel mengirim beberapa utusan ke Wallachia pada 1459 untuk memastikan bahwa semua baik-baik saja. 

Tanpa ampun, Dracula membunuh para utusan itu dengan cara memaku kepala mereka karena tidak mau melepaskan surbannya di depannya. Akibat tindakannya ini, dua tahun berselang Mehmed II mengirim 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula dan mengembalikan kestabilan di Wallachia. 

Tetapi Dracula dengan licik meracuni sungai Danube untuk membunuh pasukan Turki yang sedang membangun kubu pertahanan di selatan sungai tersebut. Para prajurit itu kemudian disula lalu dipancangkan di tengah lapangan.

Pemberontak Janos sempat merebut Wallachia, tetapi Dracula kembali berhasil mengalahkan Janos untuk kedua kalinya setelah membunuh Vladislav II, sekutu Janos yang berkuasa di Wallachia. 

Periode pemerintahan kedua Vlad III Dracula (1456-1462) dalam rentang usia 25-31 tahun menjadi masa-masa kekejaman. Ia menyiksa dan membunuh tanpa membedakan agama. 

Bukan hanya umat Islam di Wallachia yang jadi korban. Para bangsawan dan tuan tanah yang beragama Katolik juga tidak luput dari aksinya, terutama mereka yang dianggap terlibat dalam kudeta yang mengakibatkan ayah dan kakaknya terbunuh. Tanah dari para tuan tanah yang terbunuh dibagikan ke petani-petani miskin yang setia pada Dracula.

Mereka yang tidak terbunuh terutama para bangsawan dan keluarganya diperintahkan kerja kasar membangun benteng di tepi sungai Agres. Benteng yang bernama Poenari inilah yang menjadi pusat pemerintahan Dracula. Mereka yang menolak bekerja akan dibunuh dengan cara disula. 

Disebabkan kegemarannya menghukum dengan cara menyula, Vlad III Dracula digelari juga Vlad Tepes atau Vlad Sang Penyula (Tepes=penyula). Juga dalam bahasa Inggris disebut Vlad the Impaler atau Vlad Si Penusuk. 

Tidak ada sumber yang menyebut apakah penerapan hukuman sula ini karena Dracula pernah membaca pelaksanaan jenis hukuman seperti ini dalam Kode Hammurabi sebagaimana hukuman penyaliban.

Tombak yang dipakai Dracula untuk menyula dan ilustrasi penggunaannya. Tombak ini merupakan koleksi Bran Castle. Sumber: DW History
Tombak yang dipakai Dracula untuk menyula dan ilustrasi penggunaannya. Tombak ini merupakan koleksi Bran Castle. Sumber: DW History

Dracula Berhadapan dengan Adiknya Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun